Rabu, 28 Desember 2016

Tanaman Yang Digunakan Sebagai Sarana Ritual (Upakara) pada Hari Raya Tumpek Wariga/Tumpek Uduh


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tanaman adalah organisme hidup milik kerajaan plantae. Definisi tepat dari kerajaan bervariasi, tetapi sebagai istilah yang digunakan disini, tanaman meliputi organisme akrab seperti pohon, bunga, tumbuh-tumbuhan, semak-semak, rumput, tanaman merambat, pakis, lumut, dan ganggang hijau (Megawati, 2013). Tanaman tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai penyuplai oksigen masih banyak kegunaan dari tanaman itu sendiri.  Sebagaimana yang tertulis dalam buku Etnobotani Bali tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sarana ritual (upakara), sebagai pengobatan (husada), sebagai bangunan tradisional, dan sebagai taman tradisional (Sardiana, dkk, 2012). Dalam kehidupan masyarakat Bali identik dengan upacara adatnya.  Pelaksaan upacara adat tidak lepas dari  sarana ritual yang sering disebut dengan upakara.
Sarana upacara adalah upakara. Di Bali upakara dipopulerkan dengan istilah banten. Kata upakara terdiri atas dua kata yaitu upa yang berarti sekeliling atau sesuatu yang berhubungan dengan, dan kara artinya tangan. Jadi upakara berarti segala sesuatu yang dibuat oleh tangan atau suatu sarana persembahan yang berasal dari jerih payah bekerja. Pembuatan sarana upacara umat Hindu di Bali memanfaatkan berbagai jenis tanaman untuk dijadikan persembahan. Persembahan yang melibatkan tanaman meliputi bunga, daun, buah, dan sebagainnya (Megawati, 2013). Tanaman sebagai sarana ritual (upakara) dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan upacara keagamaan. Salah satu contoh upacara keagamaan adalah Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.
Hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh adalah upacara pemujaan (piodalan) Dewa Hyang Sangkara sebagai manisfestasi Tuhan dalam fungsinya sebagai segala vegetasi dan berbagai jenis kayu-kayuan. Hakikat dari hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh adalah untuk mendoakan agar segala tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh subur, lebat buahnya agar dapat dimanfaatkan untuk upacara serta ketentraman dan kesejahteraan lahir batin hidup manusia (Sardiana, dkk, 2012). Dalam pelaksanaan upacaraTumpek Wariga/ Tumpek Uduh diperlukan beberapa jenis tanaman. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa diperlukannya pemahaman akan jenis-jenis tanaman yang digunakan dalam upacara keagamaan. Sehingga tanaman sebagai sarana ritual (upakara) dapat dipahami oleh semua kalangan.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam paper ini dapat dirumuskan sebagai berikut. Tanaman apa saja yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh?

1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.

1.4 Manfaat
Manfaat paper ini adalah sebagai berikut.
  1. Bagi mahasiswa dapat menambah pengetahuan akan jenis-jenis tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.
  2. Bagi masyarakat dapat memanfaatkan tanaman sebaik-baiknya.
  3. Bagi lingkungan yaitu dapat melestarikan alam dengan adanya hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Sebagai Sarana Ritual (Upakara) Pada Hari Raya Tumpek Wariga/ Tumpek  Uduh
           
            Tidak semua tanaman bisa digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada saat upacara keagamaan. Tanaman tersebut haruslah dalam kedaan suci atau sukla. Sarana upakara berasal dari sesuatu yang tumbuh atau tumbuh-tumbuhan seperti daun, bunga, buah dan  sebagainya. Tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh bermacam-macam adapun contoh tanaman yang digunkan adalah sebagai berikut.

2.1.1 Kembang Kertas/ Kembang Kertas/ Bougainvillea spectabilis
            Bougainvillea disebut kembang kertas karena bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri-ciri seperti kertas. Kembang kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Adapun ciri-ciri dari kembang kertas atau bougainvillea adalah sebagai berikut.
  1. Morfologi
Kembang kertas atau bougainvillea memiliki sifat batang yang berkayu (lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berduri (spinosus), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial. Tanaman bougenvillea  termasuk tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya  adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara. Bunga bougenvillea termasuk bunga majemuk, payung 3-15 bunga. Bunga beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya. Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm tajuk bunga 5-8, berbentuk paku, berambut halus. Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata, bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima (Neniindudh, 2012)
  1. Taksonomi
Dalam Wikipedia (2014) disebutkan bahwa kembang kertas memiliki taksonomi sebagai berikut.
Kerajaan:
Description: Bougainvillea spectabilis
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Bougainvillea
Spesies
Bougainvillea spectabilis
  1. Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh kembang kertas atau bougainvillea dipakai sebagai sarana ritual (upakara). Kembang kertas atau bougainvillea digunakan sebagai isi dari canang. Canang diisi dengan bunga agar terlihat lebih indah.



2.1.2 Biu/ Pisang/ Musa paradisiaca Linn
            Pisang merupakan salah satu dari berbagai jenis buah-buahan tropis yang berada dan banyak di kembangkan di Indonesia. Syarat tumbuh yang toleran dalam lingkungan yang luas dan juga teknik budidaya yang relatif mudah membuat pisang banyak dibudidayakan. Adapun ciri-ciri dari biu/ pisang/ Musa paradisiaca Linn adalah sebagai berikut.
  1. Morfologi
Dalam laman web (http://www.anakagronomy.com) pada tahun 2012 memaparkan morfologi tanaman pisang sebagai berikut.
  1. Akar 
Sistem perakaran yang berada pada tanaman pisang umumnya keluar dan tumbuh dari bongo (corm) bagian samping dan bagian bawah, berakar serabut, dan tidak memiliki akar tunggang. Pertumbuhan akar pada umumnya berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan mengarah ke dalam tanah mencapai sepanjang 4-5 meter. Walaupun demikian, daya jangkau akar hanya menembus pada kedalaman tanah antara 150-200 cm. 
  1. Batang 
Batang pisang dibedakan menjadi dua macam yaitu batang asli yang disebut bongo dan batang semu atau juga batang palsu. Bongol berada di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta memiliki banyak mata tunas yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan merupakan tempat tumbuhnya akar. Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan tanah. 


  1. Daun 
Bentuk daun pisang pada umumnya panjang, lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian ujung daun tumpul, dan tepinya tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun dalam tangkai yang berukuran relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek. 
  1. Bunga 
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan jantung pisang keluar dari ujung batang. Susunan bunga tersusun atas daun-daun pelindung yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada tiap ketiak di antara daun pelindng dan membentuk sisir. Bunga pisang termasuk bunga berumah satu . letak bunga betina di bagian pangkal, sedangkan letak bunga jantan berada di tengah. Bunga sempurnya yang terdiri atas bunga jantan dan bunga betina berada di bagian ujung. 
  1. Buah 
Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan bersifat triploid. Kecuali pada pisang kluthuk yang bersifat diploid dan memiliki biji. Proses pembuahan tanpa adanya biji disebut dengan partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi tergantung pada varietasnyaPanjang antara 10-18 cm dengan ukuran diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggir 3-5 alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung dari varietas pisangnya.


  1. Taksonomi
Taksonomi tanaman pisang menurut Leni (2012) adalah sebagai berikut.
Kerajaan:
Description: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQlBytEskARp_A3yYqS8D7_ZpcsuUaGKNWLrxQbKWMNNMd5MOJS
Divisi:
Spermatophyta
Kelas:
Monocotiledonae
Ordo:
Zingiberales
Famili:
Musaceae
Genus:
Musa
Spesies
Musa paradisiaca 

  1. Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh bagian pisang yang digunakan antaralain: buah dan daunnya. Buah pisang digunakan untuk pelengkap atau raka dari banten. Daun pisang digunakan untuk alas dari banten.

2.1.3 Nyuh/ Kelapa/ Cocos nurifera Linn
Kelapa dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Adapun ciri-ciri dari nyuh/ kelapa/ Cocos nurifera Linn adalah sebagai berikut.
a.       Morfologi
Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang dapat bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Daun kelapa tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah tua. Akar kelapa merupakan akar serabut, tebal dan berkayu yang berkerumun membentuk bonggol. Bunganya merupakan bunga majemuk dan buahnya berukuran besar dengan diameter kira-kira 10-20 cm. Buah kelapa berwarna hijau, kuning, dan ada yang berwarna orange (Nanda, 2013).
b.      Taksonomi
Taksonomi tanaman pisang menurut Nanda (2013) adalah sebagai berikut
Kerajaan:
Description: Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L)
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Arecales
Famili:
Arecaceae
Genus:
Cocos
Spesies
Cocos nucifera L

c.       Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh bagian kelapa yang digunakan antaralain: buah dan daunnya. Buah kelapa digunakan sebagai isian dari banten daksina. Daun kelapa yang muda atau disebut juga busung digunakan sebagai bahan dasar pembuatan canang.






BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa tanaman sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek  Uduh haruslah dalam kedaan suci atau sukla. Sarana ritual (upakara) berasal dari sesuatu yang tumbuh atau tumbuh-tumbuhan seperti daun, bunga, buah dan  sebagainya. Adapun beberapa contoh tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) adalah kembang kertas/ kembang kertas/ Bougainvillea, biu/ pisang/ Musa paradisiaca Linn, dan nyuh/ kelapa/ Cocos nurifera Linn.

3.2  Saran
            Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, dapat disarankan kepada masyarakat agar menggunakan sarana ritual (upakara) yang dalam keadaan suci atau sukla jangan sampai menggunakan sarana ritual (upakara) yang tidak suci atau nista.









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Morfologi Tanaman Pisang Musa parasidica. Tersedia pada: http://www.anakagronomy.com/2013/05/morfologi-tanaman-pisang-musa-parasidica.html. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Megawati. 2013. Tanaman Upakara Kelapa dan Pisang. Tersedia pada: http://wmegawati.blogspot.com/2013/12/tanaman-upakara-kelapa-dan-pisang.html. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Nanda. 2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa Cocos nucifera L. Tersedia pada: http://nandagokilz1.wordpress.com/2013/02/05/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelapa-cocos-nucifera-l/. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Neniindudh, 2012. Bougainvillea spectabilis. Tersedia pada: http://storiesofneniindudh.wordpress.com/2012/06/20/bougainvillea-spectabilis/. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Leni. 2012. Taksonomi Buah Pisang. Tersedia pada: http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-buah-pisang.html. Diakses tanggal: 10 November 2014
Sardiana, dkk. 2012.Etnobotani. Denpasar: Udayana University Press

Wikipedia. 2014. Taksonomi Bougainvillea. Tersedia pada: http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal: 10 November 2014.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar