BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman
adalah organisme hidup milik kerajaan plantae.
Definisi tepat dari kerajaan bervariasi, tetapi sebagai istilah yang digunakan
disini, tanaman meliputi organisme akrab seperti pohon, bunga, tumbuh-tumbuhan,
semak-semak, rumput, tanaman merambat, pakis, lumut, dan ganggang hijau
(Megawati, 2013). Tanaman tidak hanya bisa dimanfaatkan
sebagai penyuplai oksigen masih banyak kegunaan dari tanaman itu sendiri. Sebagaimana yang tertulis dalam buku Etnobotani
Bali tanaman dapat dimanfaatkan sebagai sarana ritual (upakara), sebagai
pengobatan (husada), sebagai bangunan tradisional, dan sebagai taman
tradisional (Sardiana, dkk, 2012). Dalam kehidupan masyarakat Bali identik
dengan upacara adatnya. Pelaksaan upacara
adat tidak lepas dari sarana ritual yang
sering disebut dengan upakara.
Sarana upacara adalah upakara. Di
Bali upakara dipopulerkan dengan istilah banten.
Kata upakara terdiri atas dua kata yaitu upa
yang berarti sekeliling atau sesuatu yang berhubungan dengan, dan kara artinya tangan. Jadi upakara
berarti segala sesuatu yang dibuat oleh tangan atau suatu sarana persembahan
yang berasal dari jerih payah bekerja. Pembuatan sarana upacara umat Hindu di Bali memanfaatkan
berbagai jenis tanaman untuk dijadikan persembahan. Persembahan yang melibatkan
tanaman meliputi bunga, daun, buah, dan sebagainnya
(Megawati, 2013). Tanaman
sebagai sarana ritual (upakara) dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan upacara
keagamaan. Salah satu contoh upacara keagamaan adalah Tumpek Wariga/ Tumpek
Uduh.
Hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh
adalah upacara pemujaan (piodalan) Dewa Hyang Sangkara sebagai manisfestasi
Tuhan dalam fungsinya sebagai segala vegetasi dan berbagai jenis kayu-kayuan.
Hakikat dari hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh adalah untuk mendoakan agar
segala tumbuh-tumbuhan dapat tumbuh subur, lebat buahnya agar dapat
dimanfaatkan untuk upacara serta ketentraman dan kesejahteraan lahir batin
hidup manusia (Sardiana, dkk, 2012). Dalam pelaksanaan upacaraTumpek Wariga/ Tumpek
Uduh diperlukan beberapa jenis tanaman. Dari pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa diperlukannya pemahaman akan jenis-jenis tanaman yang digunakan
dalam upacara keagamaan. Sehingga tanaman sebagai sarana ritual (upakara) dapat
dipahami oleh semua kalangan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan dalam paper ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Tanaman apa saja yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya
Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh?
1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan
penulisan paper ini adalah
sebagai berikut. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang
digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek
Uduh.
1.4 Manfaat
Manfaat paper ini adalah sebagai berikut.
- Bagi mahasiswa dapat menambah
pengetahuan akan jenis-jenis tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual
(upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.
- Bagi masyarakat dapat
memanfaatkan tanaman sebaik-baiknya.
- Bagi lingkungan yaitu dapat melestarikan
alam dengan adanya hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Tanaman Sebagai Sarana Ritual (Upakara) Pada Hari Raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh
Tidak semua
tanaman bisa digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada saat upacara keagamaan.
Tanaman tersebut haruslah dalam kedaan suci atau sukla. Sarana upakara
berasal dari sesuatu
yang tumbuh atau tumbuh-tumbuhan seperti daun, bunga, buah dan sebagainya.
Tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek
Wariga/ Tumpek Uduh bermacam-macam adapun contoh tanaman yang digunkan adalah
sebagai berikut.
2.1.1
Kembang Kertas/ Kembang Kertas/ Bougainvillea spectabilis
Bougainvillea disebut kembang kertas karena
bentuk seludang bunganya yang tipis dan mempunyai ciri-ciri seperti
kertas. Kembang kertas atau bougainvillea ini mempunyai bagian tanaman yang berwarna-warni. Adapun ciri-ciri dari kembang
kertas atau bougainvillea adalah sebagai berikut.
- Morfologi
Kembang kertas atau bougainvillea memiliki sifat batang yang berkayu
(lignosus), bentuk batang yang bulat (teres), sifat permukaan batang berduri (spinosus),
arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dan percabangan batang monopodial.
Tanaman bougenvillea termasuk
tanaman perdu tegak, tinggi tanaman kira-kira 2-4 meter. Sistem perakarannya
adalah tunggang. Dengan akar-akar cabang yang melebar ke semua arah
dengan kedalaman 40-80 cm. Akar yang terletak dekat permukaan tanah kadang
tumbuh terus atau akar bakal tanaman bara. Bunga bougenvillea termasuk bunga majemuk, payung 3-15 bunga. Bunga
beranekaragam ada kuning, merah, merah jambu, ungu, putih dan sebagainya.
Kelopak bunga berbentuk tabung 2-4 mm tajuk bunga 5-8, berbentuk paku, berambut
halus. Pasangan daun yang sama dihubungkan dengan tonjolan yang melintang. Daun
menyirip berdaun satu, helaian daun lebar bulat sampai memanjang, bertepi rata,
bertulang menyirip atau bertulang tiga sampai lima (Neniindudh,
2012)
- Taksonomi
Dalam Wikipedia (2014) disebutkan
bahwa kembang kertas memiliki taksonomi sebagai berikut.
Kerajaan:
|
||
Divisi:
|
||
Kelas:
|
||
Ordo:
|
||
Famili:
|
||
Genus:
|
Bougainvillea
|
|
Spesies
|
Bougainvillea
spectabilis
|
- Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek
Uduh kembang kertas atau bougainvillea dipakai
sebagai sarana ritual (upakara). Kembang kertas atau bougainvillea digunakan sebagai isi dari canang.
Canang diisi dengan bunga agar terlihat lebih indah.
2.1.2
Biu/ Pisang/ Musa paradisiaca Linn
Pisang merupakan salah satu dari berbagai jenis
buah-buahan tropis yang berada dan banyak di kembangkan di Indonesia. Syarat
tumbuh yang toleran dalam lingkungan yang luas dan juga teknik budidaya yang
relatif mudah membuat pisang banyak dibudidayakan. Adapun ciri-ciri dari
biu/ pisang/ Musa paradisiaca Linn
adalah sebagai berikut.
- Morfologi
Dalam
laman web (http://www.anakagronomy.com)
pada tahun 2012 memaparkan morfologi tanaman pisang sebagai berikut.
- Akar
Sistem perakaran yang berada pada tanaman
pisang umumnya keluar dan tumbuh dari bongo (corm) bagian samping dan bagian
bawah, berakar serabut, dan tidak memiliki akar tunggang. Pertumbuhan akar pada
umumnya berkelompok menuju arah samping di bawah permukaan tanah dan mengarah
ke dalam tanah mencapai sepanjang 4-5 meter. Walaupun demikian, daya jangkau
akar hanya menembus pada kedalaman tanah antara 150-200 cm.
Batang pisang dibedakan menjadi dua macam
yaitu batang asli yang disebut bongo dan batang semu atau juga batang palsu.
Bongol berada di pangkal batang semu dan berada di bawah permukaan tanah serta
memiliki banyak mata tunas yang merupakan calon anakan tanaman pisang dan
merupakan tempat tumbuhnya akar. Batang semu tersusun atas pelepah-pelapah daun
yang saling menutupi, tumbuh tegak dan kokoh, serta berada di atas permukaan
tanah.
- Daun
Bentuk daun pisang pada umumnya panjang,
lonjong, dengan lebar yang tidak sama, bagian ujung daun tumpul, dan tepinya
tersusun rata. Letak daun terpencar dan tersusun dalam tangkai yang berukuran
relatif panjang dengan helai daun yang mudah robek.
- Bunga
Bunga pisang atau yang sering disebut dengan
jantung pisang keluar dari ujung batang. Susunan bunga tersusun atas daun-daun
pelindung yang saling menutupi dan bunga-bunganya terletak pada tiap ketiak di
antara daun pelindng dan membentuk sisir. Bunga pisang termasuk bunga berumah
satu . letak bunga betina di bagian pangkal, sedangkan letak bunga jantan
berada di tengah. Bunga sempurnya yang terdiri atas bunga jantan dan bunga
betina berada di bagian ujung.
- Buah
Buah pisang tersusun dalam tandan tiap tandan
terdiri atas beberapa sisir dan tiap sisir terdapat 6-22 buah pisang tergantung
varietasnya. Buah pisang umumnya tidak berbiji dan bersifat triploid. Kecuali
pada pisang kluthuk yang bersifat diploid dan memiliki biji. Proses pembuahan
tanpa adanya biji disebut dengan partenokarpi. Ukuran buah pisang bervariasi
tergantung pada varietasnya. Panjang
antara 10-18 cm dengan ukuran diameter sekitar 2,5-4,5 cm. Buah berlinggir 3-5
alur, bengkok dengan ujung meruncing atau membentuk leher botol. Daging buah
tebal dan lunak, kulit buah yang masih muda berwarna hijau dan ketika tua
berubah menjadi kuning dan strukturnya bisa tebal dan tipis juga tergantung
dari varietas pisangnya.
- Taksonomi
Taksonomi tanaman pisang menurut Leni (2012) adalah sebagai
berikut.
Kerajaan:
|
||
Divisi:
|
Spermatophyta
|
|
Kelas:
|
Monocotiledonae
|
|
Ordo:
|
Zingiberales
|
|
Famili:
|
Musaceae
|
|
Genus:
|
Musa
|
|
Spesies
|
Musa
paradisiaca
|
- Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh bagian pisang yang
digunakan antaralain: buah dan daunnya. Buah pisang digunakan untuk pelengkap
atau raka dari banten. Daun pisang digunakan untuk alas dari banten.
2.1.3
Nyuh/ Kelapa/ Cocos nurifera Linn
Kelapa
dalam bahasa Latin disebut Cocos nucifera
merupakan tanaman yang termasuk dalam jenis tanaman palma dengan buah yang
berukuran cukup besar dibanding dengan tanaman jenis palma yang lain. Adapun
ciri-ciri dari nyuh/ kelapa/ Cocos
nurifera Linn adalah sebagai berikut.
a. Morfologi
Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang
dapat bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Daun
kelapa tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan
jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah tua. Akar kelapa merupakan akar serabut, tebal dan
berkayu yang berkerumun membentuk bonggol. Bunganya merupakan bunga majemuk dan
buahnya berukuran besar dengan diameter kira-kira 10-20 cm. Buah kelapa
berwarna hijau, kuning, dan ada yang berwarna orange (Nanda, 2013).
b. Taksonomi
Taksonomi tanaman pisang menurut Nanda (2013) adalah sebagai
berikut
Kerajaan:
|
![]() |
|
Divisi:
|
Magnoliophyta
|
|
Kelas:
|
Liliopsida
|
|
Ordo:
|
Arecales
|
|
Famili:
|
Arecaceae
|
|
Genus:
|
Cocos
|
|
Spesies
|
Cocos nucifera L
|
c. Kegunaan
Dalam upacara Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh bagian kelapa yang
digunakan antaralain: buah dan daunnya. Buah kelapa digunakan sebagai isian
dari banten daksina. Daun kelapa yang
muda atau disebut juga busung digunakan
sebagai bahan dasar pembuatan canang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa tanaman
sebagai sarana ritual (upakara) pada hari raya Tumpek Wariga/ Tumpek Uduh haruslah dalam kedaan suci atau sukla. Sarana ritual (upakara) berasal dari sesuatu yang tumbuh atau
tumbuh-tumbuhan seperti daun, bunga, buah dan sebagainya.
Adapun beberapa contoh tanaman yang digunakan sebagai sarana ritual (upakara)
adalah kembang kertas/ kembang kertas/ Bougainvillea, biu/ pisang/ Musa
paradisiaca Linn, dan nyuh/ kelapa/ Cocos
nurifera Linn.
3.2 Saran
Berdasarkan
pembahasan dan kesimpulan, dapat disarankan kepada masyarakat agar menggunakan sarana ritual (upakara) yang
dalam keadaan suci atau sukla jangan
sampai menggunakan sarana ritual (upakara) yang tidak suci atau nista.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013. Morfologi Tanaman Pisang Musa
parasidica. Tersedia pada: http://www.anakagronomy.com/2013/05/morfologi-tanaman-pisang-musa-parasidica.html. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Megawati.
2013. Tanaman Upakara Kelapa dan Pisang. Tersedia pada: http://wmegawati.blogspot.com/2013/12/tanaman-upakara-kelapa-dan-pisang.html. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Nanda.
2013. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa Cocos nucifera L. Tersedia pada: http://nandagokilz1.wordpress.com/2013/02/05/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-kelapa-cocos-nucifera-l/. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Neniindudh, 2012. Bougainvillea spectabilis. Tersedia pada: http://storiesofneniindudh.wordpress.com/2012/06/20/bougainvillea-spectabilis/.
Diakses tanggal: 10 November 2014.
Leni.
2012. Taksonomi Buah Pisang. Tersedia pada: http://leniblogs.blogspot.com/2012/12/taksonomi-buah-pisang.html. Diakses tanggal: 10 November 2014
Sardiana,
dkk. 2012.Etnobotani. Denpasar:
Udayana University Press
Wikipedia.
2014. Taksonomi Bougainvillea. Tersedia pada:
http://id.wikipedia.org. Diakses tanggal: 10 November 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar