BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menulis sebuah karya
ilmiah tidak hanya memerlukan teknik tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan
gagasan yang kita miliki. Keberanian
tersebut akan muncul jika dalam diri seorang penulis terdapat motivasi yang
sangat kuat. Motivasi tersebut dapat berbeda antara satu individu dengan yang
lain. Akan tetapi, motivasi yang sangat berpengaruh biasanya didasari oleh
adanya kemampuan atau penguasaan teknik penulisan yang dimiliki oleh seorang
penulis. Penguasaan teknik penulisan meliputi penguasaan teknik mengorganisasi
gagasan menjadi satu tulisan yang mudah dipahami, meyakinkan, dan sekaligus
menarik serta penguasaan pengolahan bahasa yang memadai untuk mengantar gagasan
tersebut agar sampai pada pembaca dengan baik pula. Teknik-teknik seperti itu
tentunya berkaitan dengan alur pikir yang dipakai serta ekspresi kebahasaan
yang dipilih oleh seorang penulis. Alur pikir seorang penulis akan tampak jelas dalam bahasa yang dipakainya.
Oleh karena itu, bahasa
merupakan salah satu faktor yang perlu dipersiapkan dalam rangka membekali
penulis agar percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya lewat tulisan. Dalan penulisan karya ilmiah, memang ada ketentuan
atau aturan khusus yang harus diikuti oleh seorang penulis dalam menggunakan
bahasanya. Bahasa dalam karya ilmiah mempunyai ciri khas yang berbeda dengan
bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan di media massa. Bahasa dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa
tulis yang termasuk dalam ragam bahasa baku yaitu ragam yang mempunyai
kaidah-kaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya, ragam yamg mempunyai
gengsi dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolok bandingan bagi pemakaian
bahasa yang benar (Alwi, dkk, 2003). Secara khusus bahasa baku yang dipakai
dalam karya tulis ilmiah ini disebut dengan bahasa Indonesia ragam ilmiah atau
ragam ilmu pengetahuan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah?
2. Bagaimana
sistematika penulisan makalah?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pemakaian bahasa
Indonesia dalam karya tulis ilmiah.
2.
Untuk mengetahui sistematika penulisan
makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pemakaian Bahasa Indonesia dalam
Karya Tulis Ilmiah
Karya ilmiah adalah
suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode ilmiah di dalam membahas
permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata
tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi :
bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten.
Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, tulisan yang termasuk dalam jenis karya
ilmiah di antaranya ialah: makalah (paper), artikel ilmiah, laporan akhir, dan
laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, dan disertasi). Dari pengertian
tersebut jelas sekali bahwa sebuah tulisan ilmiah harus memenuhi kriteria
keilmiahan tertentu serta kriteria kebahasaan yang tertentu pula. Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan
jelas dalam sebuah karya tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang
tepat. Isi atau gagasan yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa yang
kurang tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya pemahaman pembaca
terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis.
Oleh karena itu, faktor
bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk
dipersiapkan. Untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang baik khususnya dilihat
dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya
ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau aturan yang berbeda dari karya tulis
nonilmiah. Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan
bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Bahasa tulis ragam ilmu
pengetahuan memiliki ciri-ciri yaitu : pilihan kata dan peristilahannya tepat, kalimatnya
efektif dan penataannya dalam paragraf baik, penalaran dan sistematikanya
bagus, pemaparan dan gaya bahasanya menarik (Markhamah, Prayitno, dkk, 2000).
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk karya tulis ilmiah adalah
sebagai berikut.
1.
Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa
Indonesia ragam tulis. Ragam ini mengharuskan penggunaan kata yang utuh,
terutama kata yang mengandung afiksasi atau pengimbuhan.
SESUAI
|
TIDAK
SESUAI
|
bekerja
|
kerja
|
menjual
|
jual
|
tidak
|
nggak
atau tak
|
bukan
|
‘kan
|
memang
|
emang
|
Dalam ragam tulisan peranan tanda baca
atau pungtuasi menjadi sangat penting. Perhatikan kalimat (1) dan (2) berikut!
(1) Peninggalan
Kerajaan Majapahit, yang ada di Probolinggo, sekarang sudah rusak parah.
(2) Peninggalan
Kerajaan Majapahit yang ada di Probolinggo sekarang sudah rusak parah.
Dalam kalimat (1), anak
kalimat yang ada di Probolinggo, yang ditulis di antara dua tanda koma,
hanyalah merupakan keterangan tambahan dan tidak membatasi
frasa peninggalan Kerajaan Mahapahit. Sebaliknya, pada kalimat (2)
anak kalimat yang sama membatasi pengertian peninggalan Kerajaan
Mahapahit.
Implikasinya dari perbedaan ini ialah
bahwa dalam kalimat (1) Kerajaan Majapahit hanya mempunyai satu-satunya
peninggalan sejarah dan peninggalan itu ada di Probolinggo, sedangkan pada
kalimat (2) Kerajaan Majapahit mempunyai lebih dari satu peninggalan sejarah
dan salah satu di antara peninggalan itu ada di Probolinggo. Perbedaan yang
dalam bahasa lisan dinyatakan dengan menurunkan intonasi pada (1) di atas dalam
bahasa tulis harus diungkapkan dengan jelas sehingga tidak akan timbul salah
mengerti.
2. Bahasa
Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang formal. Formal
artinya resmi. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa
sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal,
misalnya dalam penulisan karya ilmiah. Berikut contoh kata-kata formal dan
tidak formal.
FORMAL
|
TIDAK
FORMAL
|
daripada
|
ketimbang
|
hanya
|
cuma
|
berkata
|
bilang
|
membuat
|
bikin
|
bagi
|
buat/pro/teruntuk
|
memberi
|
kasih
|
Berikut contoh bentukan
kata yang formal dan tidak formal.
FORMAL
|
TIDAK
FORMAL
|
mencuci
|
nyuci
|
ditemukan
|
diketemukan
|
legalisasi
|
legalisir
|
lokalisasi
|
lokalisir
|
realisasi
|
realisir
|
terbentur
|
kebentur
|
tertabrak
|
ketabrak
|
pergelaran
|
pagelaran
|
metode
|
metoda
|
mengubah
|
merubah/merobah/mengobah
|
3.
Bahasa ilmiah bertolak dari gagasan. Itu
berarti, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan.
Pilihan kalimatnya lebih cocok kalimat pasif.
ORIENTASI
GAGASAN
|
ORIENTASI
PENULIS
|
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat
sangat penting.
|
Dari
uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak
berbakat sangat penting.
|
Perlu
diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam
penanaman moral Pancasila
|
Kita
tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman
moral Pancasila.
|
4.
Bahasa ilmiah bersifat
objektif. Syarat ini terkait dengan ciri ketiga. Dengan menempatkan
gagasan sebagai pangkal tolak, sifat objektif akan terwujud.
OBJEKTIF
|
SUBJEKTIF
|
Contoh-contoh
di atas telah memberikan bukti besar peranan orang tua dalam pembentukan
kepribadian anak.
|
Contoh-contoh
di atas telah memberikan bukti betapabesarnya peranan orang tua dalam
pembentukan kepribadian anak.
|
Dari
paparan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
|
Dari
paparan tersebutkiranya dapat disimpulkan sebagai berikut.
|
5.
Bahasa Indonesia yang digunakan adalah
bahasa yang lugas. Lugas artinya ‘apa adanya’. Bahasa lugas membentuk
ketunggalan arti. Dengan bahasa yang bermakna apa adanya, salah tafsir dan
salah paham terhadap paparan ilmiah dapat dihindarkan. Dalam kalimat (5)
ditemukan keambiguan (kemaknagandaan) karena keterangan “yang muda” dapat meterangkan
hanya “wanita” atau “pria dan wanita”. (5) Pria dan wanita
yang muda harus ikut serta. Kalau prianya tidak harus muda maka kalimat (6)
berikut akan lebih jelas. (6) Wanita yang muda dan pria harus ikut serta.
6.
Kalimat yang digunakan dalam karya
ilmiah adalah kalimat hemat. Kalimat hemat menghindari penggunaan kata
yang berlebihan. Berikut ditampilkan kalimat hemat dan tidak hemat.
HEMAT
|
TIDAK
HEMAT
|
Nilai
etis tersebut menjadi pedoman hidup bagi setiap warga negara Indonesia.
|
Nilai
etis tersebut di atasmenjadi pedoman dan dasar pegangan hidup
bagi setiap warganegara Indonesia.
|
Pendidikan
agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari
orang tua.
|
Pendidikan
agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
dukungan dari orang tua dalam keluarga.
|
Obahorok
dengan iklhas menerima dan menghisap cerutu pemberian kepala suku yang lebih
besar, Presiden RI.
|
Obahorok
dengan ikhlas menerima dan menghisaprokok cerutu pemberian kepala suku
yang lebih besar, Presiden RI.
|
7.
Kalimat yang digunakan adalah kalimat
lengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur-unsur wajibnya hadir
dalam kalimat itu, khususnya subjek dan predikat. Berikut ditampilkan contoh
kalimat lengkap dan tidak lengkap.
LENGKAP
|
TIDAK
LENGKAP
|
Pendidikan
memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara subjek didik dengan
pendidik.
|
Di
dalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara subjek
didik dengan pendidik.
|
Kenakalan
anak-anak yang kadang-kadang merupakan perbuatan kriminal memerlukan
perhatian yang cukup serius dari alat-alat negara.
|
Dengan
kenakalan anak-anak yang kadang-kadang merupakan perbuatan kriminal
memerlukan perhatian yang cukup serius dari alat-alat negara.
|
Bahasa
Indonesia tidak mengenal perubahan kata kerja karena perubahan kala dan
persona.
|
Di
dalam bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan kata kerja karena perubahan
kala dan persona.
|
Di
dalam bahasa Indonesia tidak dikenal perubahan kata kerja karena perubahan
kala dan persona.
|
8.
Bahasa dalam kaya tulis bersifat
konsisten. Konsisten artinya ‘taat asas’ atau ajeg. Sekali sebuah
unsur bahasa, tanda baca, dan tanda-tanda lain, serta istilah digunakan sesuai
dengan kaidah, itu semua selanjutna digunakan secara konsisten. Sebagai contoh,
apabila pada bagian awal uraian terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah
Pertama), pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP, bukan SLTP. Kalimat
(7) adalah tidak konsisten, sedangkan kalimat (8) adalah konsisten.
(7) Perlucutan
senjata di wilayah Libanon Selatan itu tidak pentingbagi pejuang
Hisbullah. Untuk mereka, yang penting adalah pencabutan embargo
persenjataan.
(8) Perlucutan
senajata di wilayah Libanon Selatan itu tidak pentingbagi pejuang
Hisbullah. Bagi mereka, yang penting adalah pencabutan embargo
persenjataan.
2.2
Sistematika Penulisan Makalah
Makalah adalah salah
satu bentuk karya tulis ilmiah yang membahas suatu masalah berdasarkan
penyelidikan, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, maupun kajian pustaka.
Makalah mempunyai aturan dalam penulisannya, karena yang akan ditulis itu
adalah sebuah karya ilmiah, sehingga penulisannya pun harus menggunakan bahasa
yang ilmiah. Sistematika penulisan makalah adalah salah satu hal yang sangat
penting dan harus diperhatikan sebelum membuat makalah. Meskipun setiap bidang
ilmu bisa dijabarkan dalam sebuah makalah, bukan berarti semua makalah itu
dibuat seragam. Sistematika makalah yang sama itu hanya kerangkanya saja, dari
segi isi dan cara penyampaiannya tidaklah sama. Makalah berfungsi untuk
memberikan informasi penting terkait salah satu fenomena ilmu, memberikan
uraian konsep dalam sebuah ilmu yang dibuat secara sistematis. Membuat makalah
berarti memperjelas penyampaian teori, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan
pemahaman yang lebih mendalam. Melalui makalah, materi yang sifatnya teoritis
diuraikan kembali berdasarkan kesesuaian yang ada antara teori dengan aspek
praktisnya (Anne, 2011).
Adapun sistematika
pembuatan makalah secara umum adalah sebagai berikut.
HALAMAN
JUDUL
HALAMAN
PENGESAHAN
HALAMAN
KATA PENGANTAR
HALAMAN
DAFTAR ISI
HALAMAN
GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berisi tentang
alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper atau makalah.
1.2 Tujuan
Berisi tentang
tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.
1.3 Ruang Lingkup Materi
Berisi tentang ilmu
atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam makalah atau paper.
BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN
TEORI
Berisi tentang
pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas
oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang dipilih. Materi
yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu
tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori
yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang
pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak
diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana
kutipan tersebut diambil.
BAB III : PEMBAHASAN
Berisi tentang data
yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang
sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan
pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
Jika memang
ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan
kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini
dapatterjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi
berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan
dengan ilmu yang ada, baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan
dengan baik dan rinci.
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berisi tentang
simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat
dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.
4.2. Usulan dan Saran
Dapat juga
dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam
pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi seluruh
sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka dapat
berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain.
Penulisannya secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
LAMPIRAN
Berisi seluruh
gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan
makalah.
BAB III
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan
sebagai berikut.
1.
Pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah
harus memperhatikan hal-hal yang penting seperti : bahasa Indonesia yang
digunakan adalah bahasa Indonesia ragam tulis, formal, bertolak dari gagasan,
objektif, lugas, hemat, lengkap, dan konsisten.
2.
Sistematika pembuatan makalah sebagai berikut : halaman
judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, halaman gambar/grafik
(jika ada), BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, daftar pustaka, dan lampiran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anne. 2011. Sistematika Penulisan
Makalah Sebagai Karya Tulis Ilmiah. Tersedia pada : http://www.anneahira.com/sistematika-penulisan-makalah.html.
Diakses tanggal : 10 Oktober 2014.
Eko.
2013. Sistematika Penulisan Paper/Makalah. Tersedia pada : http://cahkebumen89.wordpress.com/2013/05/29/sistematika-penulisan-papermakalah.html. Diakses
tanggal : 10 Oktober 2014.
Kusuma.
2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis. Tersedia pada : http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/2012/05/bahasa-indonesia-dalam-karya-tulis.html. Diakses
tanggal : 10 Oktober 2014.
Prayitno, Harun Joko, dkk. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Referensi Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar