Jumat, 23 Desember 2016

Pemakaian Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis Ilmiah Dan Sistematika Pembuatan Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Menulis sebuah karya ilmiah tidak hanya memerlukan teknik tetapi juga keberanian dalam mengungkapkan gagasan yang kita miliki.  Keberanian tersebut akan muncul jika dalam diri seorang penulis terdapat motivasi yang sangat kuat. Motivasi tersebut dapat berbeda antara satu individu dengan yang lain. Akan tetapi, motivasi yang sangat berpengaruh biasanya didasari oleh adanya kemampuan atau penguasaan teknik penulisan yang dimiliki oleh seorang penulis. Penguasaan teknik penulisan meliputi penguasaan teknik mengorganisasi gagasan menjadi satu tulisan yang mudah dipahami, meyakinkan, dan sekaligus menarik serta penguasaan pengolahan bahasa yang memadai untuk mengantar gagasan tersebut agar sampai pada pembaca dengan baik pula. Teknik-teknik seperti itu tentunya berkaitan dengan alur pikir yang dipakai serta ekspresi kebahasaan yang dipilih oleh seorang penulis. Alur pikir seorang penulis akan tampak  jelas dalam bahasa yang dipakainya.
Oleh karena itu, bahasa merupakan salah satu faktor yang perlu dipersiapkan dalam rangka membekali penulis agar percaya diri dalam mengungkapkan ide-idenya lewat tulisan.   Dalan penulisan karya ilmiah, memang ada ketentuan atau aturan khusus yang harus diikuti oleh seorang penulis dalam menggunakan bahasanya. Bahasa dalam karya ilmiah mempunyai ciri khas yang berbeda dengan bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan di media massa.  Bahasa dalam karya ilmiah adalah ragam bahasa tulis yang termasuk dalam ragam bahasa baku yaitu ragam yang mempunyai kaidah-kaidah paling lengkap dibanding ragam lainnya, ragam yamg mempunyai gengsi dan wibawa yang tinggi dan yang menjadi tolok bandingan bagi pemakaian bahasa yang benar (Alwi, dkk, 2003). Secara khusus bahasa baku yang dipakai dalam karya tulis ilmiah ini disebut dengan bahasa Indonesia ragam ilmiah atau ragam ilmu pengetahuan.   

1.2  Rumusan Masalah
1.   Bagaimana pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah?
2.   Bagaimana sistematika penulisan makalah?

1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah.
2.      Untuk mengetahui sistematika penulisan makalah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis Ilmiah

Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode ilmiah di dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi : bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten. Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, tulisan yang termasuk dalam jenis karya ilmiah di antaranya ialah: makalah (paper), artikel ilmiah, laporan akhir, dan laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, dan disertasi). Dari pengertian tersebut jelas sekali bahwa sebuah tulisan ilmiah harus memenuhi kriteria keilmiahan tertentu serta kriteria kebahasaan yang tertentu pula.  Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi atau gagasan yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa yang kurang tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya pemahaman pembaca terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis.
Oleh karena itu, faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk dipersiapkan. Untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang baik khususnya dilihat dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia dalam karya ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau aturan yang berbeda dari karya tulis nonilmiah. Terdapat beberapa ciri khas yang harus dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya ilmiah. Bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan memiliki ciri-ciri yaitu : pilihan kata dan peristilahannya tepat, kalimatnya efektif dan penataannya dalam paragraf baik, penalaran dan sistematikanya bagus, pemaparan dan gaya bahasanya menarik (Markhamah, Prayitno, dkk, 2000). 
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan bahasa Indonesia untuk karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
1.      Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam tulis. Ragam ini mengharuskan penggunaan kata yang utuh, terutama kata yang mengandung afiksasi atau pengimbuhan.
SESUAI
TIDAK SESUAI
        bekerja
        kerja
        menjual
        jual
        tidak
        nggak atau tak
        bukan
        ‘kan
        memang
        emang

Dalam ragam tulisan peranan tanda baca atau pungtuasi menjadi sangat penting. Perhatikan kalimat (1) dan (2) berikut!
(1)   Peninggalan Kerajaan Majapahit, yang ada di Probolinggo, sekarang sudah rusak parah.
(2)   Peninggalan Kerajaan Majapahit yang ada di Probolinggo sekarang sudah rusak parah.
Dalam kalimat (1), anak kalimat yang ada di Probolinggo, yang ditulis di antara dua tanda koma, hanyalah merupakan keterangan tambahan dan tidak membatasi frasa peninggalan Kerajaan Mahapahit. Sebaliknya, pada kalimat (2) anak kalimat yang sama membatasi pengertian peninggalan Kerajaan Mahapahit.
Implikasinya dari perbedaan ini ialah bahwa dalam kalimat (1) Kerajaan Majapahit hanya mempunyai satu-satunya peninggalan sejarah dan peninggalan itu ada di Probolinggo, sedangkan pada kalimat (2) Kerajaan Majapahit mempunyai lebih dari satu peninggalan sejarah dan salah satu di antara peninggalan itu ada di Probolinggo. Perbedaan yang dalam bahasa lisan dinyatakan dengan menurunkan intonasi pada (1) di atas dalam bahasa tulis harus diungkapkan dengan jelas sehingga tidak akan timbul salah mengerti.

2.      Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang formal. Formal artinya resmi. Bentuk formal berlawanan dengan bentuk yang kolokial atau bahasa sehari-hari. Bentuk formal digunakan dalam situasi berbahasa yang formal, misalnya dalam penulisan karya ilmiah. Berikut contoh kata-kata formal dan tidak formal.
FORMAL
TIDAK FORMAL
        daripada
        ketimbang
        hanya
        cuma
        berkata
        bilang
        membuat
        bikin
        bagi
        buat/pro/teruntuk
        memberi
        kasih

Berikut contoh bentukan kata yang formal dan tidak formal.
FORMAL
TIDAK FORMAL
        mencuci
        nyuci
        ditemukan
        diketemukan
        legalisasi
        legalisir
        lokalisasi
        lokalisir
        realisasi
        realisir
        terbentur
        kebentur
        tertabrak
        ketabrak
        pergelaran
        pagelaran
        metode
        metoda
        mengubah
        merubah/merobah/mengobah

3.      Bahasa ilmiah bertolak dari gagasan. Itu berarti, penonjolan diarahkan pada gagasan atau hal-hal yang diungkapkan. Pilihan kalimatnya lebih cocok kalimat pasif.
ORIENTASI GAGASAN
ORIENTASI PENULIS
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan dan membina anak berbakat sangat penting.
Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila
Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam penanaman moral Pancasila.

4.      Bahasa ilmiah bersifat objektif. Syarat ini terkait dengan ciri ketiga. Dengan menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, sifat objektif akan terwujud.
OBJEKTIF
SUBJEKTIF
Contoh-contoh di atas telah memberikan bukti besar peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Contoh-contoh di atas telah memberikan bukti betapabesarnya peranan orang tua dalam pembentukan kepribadian anak.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
 Dari paparan tersebutkiranya dapat disimpulkan sebagai berikut.

5.      Bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa yang lugas. Lugas artinya ‘apa adanya’. Bahasa lugas membentuk ketunggalan arti. Dengan bahasa yang bermakna apa adanya, salah tafsir dan salah paham terhadap paparan ilmiah dapat dihindarkan. Dalam kalimat (5) ditemukan keambiguan (kemaknagandaan) karena keterangan “yang muda” dapat meterangkan hanya “wanita” atau “pria dan wanita”. (5)   Pria dan wanita yang muda harus ikut serta. Kalau prianya tidak harus muda maka kalimat (6) berikut akan lebih jelas. (6) Wanita yang muda dan pria harus ikut serta.

6.      Kalimat yang digunakan dalam karya ilmiah adalah kalimat hemat. Kalimat hemat menghindari penggunaan kata yang berlebihan. Berikut ditampilkan kalimat hemat dan tidak hemat.
HEMAT
TIDAK HEMAT
Nilai etis tersebut menjadi pedoman hidup bagi setiap warga negara Indonesia.
Nilai etis tersebut di atasmenjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap warganegara Indonesia.
Pendidikan agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan dari orang tua.
Pendidikan agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya dukungan dari orang tua dalam keluarga.
Obahorok dengan iklhas menerima dan menghisap cerutu pemberian kepala suku yang lebih besar, Presiden RI.
Obahorok dengan ikhlas menerima dan menghisaprokok cerutu pemberian kepala suku yang lebih besar, Presiden RI.

7.      Kalimat yang digunakan adalah kalimat lengkap. Kalimat lengkap adalah kalimat yang unsur-unsur wajibnya hadir dalam kalimat itu, khususnya subjek dan predikat. Berikut ditampilkan contoh kalimat lengkap dan tidak lengkap.

LENGKAP
TIDAK LENGKAP
Pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara subjek didik dengan pendidik.
Di dalam pendidikan memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi antara subjek didik dengan pendidik.
Kenakalan anak-anak yang kadang-kadang merupakan perbuatan kriminal memerlukan perhatian yang cukup serius dari alat-alat negara.
Dengan kenakalan anak-anak yang kadang-kadang merupakan perbuatan kriminal memerlukan perhatian yang cukup serius dari alat-alat negara.
Bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan kata kerja karena perubahan kala dan persona.
Di dalam bahasa Indonesia tidak mengenal perubahan kata kerja karena perubahan kala dan persona.
Di dalam bahasa Indonesia tidak dikenal perubahan kata kerja karena perubahan kala dan persona.

8.      Bahasa dalam kaya tulis bersifat konsisten. Konsisten artinya ‘taat asas’ atau ajeg. Sekali sebuah unsur bahasa, tanda baca, dan tanda-tanda lain, serta istilah digunakan sesuai dengan kaidah, itu semua selanjutna digunakan secara konsisten. Sebagai contoh, apabila pada bagian awal uraian terdapat singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama), pada uraian selanjutnya digunakan singkatan SMP, bukan SLTP. Kalimat (7) adalah tidak konsisten, sedangkan kalimat (8) adalah konsisten.
(7)   Perlucutan senjata di wilayah Libanon Selatan itu tidak pentingbagi pejuang Hisbullah. Untuk mereka, yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.
(8)   Perlucutan senajata di wilayah Libanon Selatan itu tidak pentingbagi pejuang Hisbullah. Bagi mereka, yang penting adalah pencabutan embargo persenjataan.

2.2  Sistematika Penulisan Makalah

Makalah adalah salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, maupun kajian pustaka. Makalah mempunyai aturan dalam penulisannya, karena yang akan ditulis itu adalah sebuah karya ilmiah, sehingga penulisannya pun harus menggunakan bahasa yang ilmiah. Sistematika penulisan makalah adalah salah satu hal yang sangat penting dan harus diperhatikan sebelum membuat makalah. Meskipun setiap bidang ilmu bisa dijabarkan dalam sebuah makalah, bukan berarti semua makalah itu dibuat seragam. Sistematika makalah yang sama itu hanya kerangkanya saja, dari segi isi dan cara penyampaiannya tidaklah sama. Makalah berfungsi untuk memberikan informasi penting terkait salah satu fenomena ilmu, memberikan uraian konsep dalam sebuah ilmu yang dibuat secara sistematis. Membuat makalah berarti memperjelas penyampaian teori, sehingga mahasiswa bisa mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Melalui makalah, materi yang sifatnya teoritis diuraikan kembali berdasarkan kesesuaian yang ada antara teori dengan aspek praktisnya (Anne, 2011).
Adapun sistematika pembuatan makalah secara umum adalah sebagai berikut.
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN KATA PENGANTAR
HALAMAN DAFTAR ISI
HALAMAN GAMBAR/GRAFIK (JIKA ADA)
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Berisi tentang alasan pemilihan tema dalam pembuatan paper atau makalah.
1.2 Tujuan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai dengan pembuatan makalah/paper.
1.3 Ruang Lingkup Materi
Berisi tentang ilmu atau teori yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam makalah atau paper.
BAB II : DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
Berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema makalah/paper yang  dipilih. Materi yang dibahas secara teoritis dikaitkan dengan aplikasi praktis teori/ilmu tersebut dalam kenyataan kehidupan keseharian.
Untuk menuliskan teori yang diambil dari para ahli jangan lupa mencantumkan nama, tahun atau buku yang pernah memuat teori tersebut. Sehingga sumber/nara sumbernya jelas dan tidak diragukan. Kalau membuat kutipan harap mencantumkan pula halaman di mana kutipan tersebut diambil.
BAB III : PEMBAHASAN    
Berisi tentang data yang diperoleh di lapangan/kenyataan dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada. Jika ada kesesuaian dibahas lebih lanjut dan dapat pula dimasukkan pendapat pribadi yang berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide.
Jika memang ditemukan ketidaksesuaian antara teori atau ilmu yang sudah ada dengan kenyataan di lapangan, hal ini juga perlu dibahas untuk melihat mengapa hal ini dapatterjadi.Dapat pula dimasukkan pendapat pribadi berkaitan erat dengan tema/usulan/saran/gagasan/ide sehingga antara kenyataan dengan ilmu yang ada, baik yang ada hubungannya maupun tidak, dapat dijelaskan dengan baik dan rinci.
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berisi tentang  simpulan akhir dari pembahasan yang sudah dibuat. Penulisan kesimpulan singkat dan jelas, tidak panjang seperti pembahasan.
4.2. Usulan dan Saran
Dapat juga dimasukkan usulan dan saran dari penulis yang sudah dimunculkan dalam pembahasan.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi seluruh sumber yang digunakan dalam pembuatan makalah/paper. Daftar pustaka dapat berupa buku, surat kabar, majalah, informasi dari situs internet dan lain-lain. Penulisannya secara lengkap dan mengikuti kaidah penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
LAMPIRAN
Berisi seluruh gambar/foto ataupun grafik atau juga data yang mendukung dalam pembuatan makalah.


BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1.      Pemakaian bahasa Indonesia dalam karya tulis ilmiah harus memperhatikan hal-hal yang penting seperti : bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia ragam tulis, formal, bertolak dari gagasan, objektif, lugas, hemat, lengkap, dan konsisten.
2.      Sistematika pembuatan makalah sebagai berikut : halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, halaman gambar/grafik (jika ada), BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, daftar pustaka, dan lampiran.

DAFTAR PUSTAKA


Anne. 2011. Sistematika Penulisan Makalah Sebagai Karya Tulis Ilmiah. Tersedia pada : http://www.anneahira.com/sistematika-penulisan-makalah.html. Diakses tanggal : 10 Oktober 2014.

Eko. 2013. Sistematika Penulisan Paper/Makalah. Tersedia pada : http://cahkebumen89.wordpress.com/2013/05/29/sistematika-penulisan-papermakalah.html. Diakses tanggal : 10 Oktober 2014.

Kusuma. 2012. Bahasa Indonesia dalam Karya Tulis. Tersedia pada : http://bahasaindonesiayh.blogspot.com/2012/05/bahasa-indonesia-dalam-karya-tulis.html. Diakses tanggal : 10 Oktober 2014.

Prayitno, Harun Joko, dkk. 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

    
Referensi Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar