BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pada dasarnya pengendalian
hama merupakan setiap usaha atau tindakan manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung untuk mengusir, menghindari dan membunuh spesies hama agar
populasinya tidak mencapai aras yang secara ekonomi merugikan. Pengendalian
hama tidak dimaksudkan untuk meenghilangkan spesies hama sampai tuntas,
melainkan hanya menekan populasinya sampai pada aras tertentu ynag secara
ekonomi tidak merugikan. Oleh karena itu, taktik pengendalian apapun yang diterapkan
dalam pengendalian hama haruslah tetap dapat dipertanggungjawabkan secara
ekonomi dan secara ekologi.
Dalam usaha meningkatkan produksi pangan, perlindungan
tanaman mempunyai peranan penting dan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari usaha tersebut. Perlindungan tanaman dapat membatasi kehilangan
hasil oleh organisme pengganggu dan menjamin kepastian serta memperkecil resiko
berproduksi.
Dalam melaksanakan pengendalian organisme pengganggu,
pemerintah telah mengaturnya dalam UU No. 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya
Tanaman. Dalam UU No. 12 tahun 1992 pada Pasal 20 ditetapkan bahwa perlindungan
tanaman ditetapkan dengan sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Undang-undang
tersebut memberikan landasan dan dukungan hukum yang kuat bagi pelaksanaan dan
penerapan konsep PHT pada umumnya dan pengurangan penggunaan pestisida pada
khususnya.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan pengendalian secara kultur teknis?
2. Bagaimanakah
cara pengendalian dengan kultur teknis?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
pengertian pengendalian hama cecara kultur teknis.
2. Memahami
dan mengetahui cara-cara pengendalian secara kultur teknis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengendalian
Kultur Teknis
Perlindungan
tanaman adalah upaya menghindari dan atau menekan perkembangan hama agar populasinya tetap di bawah
ambang ekonomi dengan metode pengendalian yang sesuai. Mengupayakan agar populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui cara-cara pengendalian yang efektif, menguntungkan, dan aman terhadap
lingkungan.Serta bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekonomi yang optimal
dengan kerusakan lingkungan yang minimal.
Sebagian besar teknik pengendalian
secara budidaya dapat dikelompokan menjadi empat dengan sasaran yang akan
dicapai, yaitu 1) mengurangi kesesuaian ekosistem, 2) Mengganggu kontinuitas
penyediaan keperluan hidup OPT, 3) Mengalihkan populasi OPT menjauhi tanaman,
dan 4) Mengurangi dampak kerusakan tanaman.
Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control),
Yaitu pengendalian OPT dengan cara mengelola
lingkungan/ ekossistem
sedemikian rupa sehingga ekosistem tersebut
menjadi kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangbiakan
hama, hal ini dapat mengurangi laju peningkatan populasi & kerusakan
tanaman, pada
prinsipnya merupakan cara pengendalian dengan memanfaatkan lingkungan untuk
menekan perkembangan populasi hama.
Pengendalian ini merupakan pengendalian yang bersifat
preventif, dilakukan sebelum serangan hama terjadi dengan tujuan agar populasi
OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) tidak meningkat sampai melebihi ambang kendalinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pengendalian kultur teknis yaitu : pengurangan kesesuaian ekosistem sanitasi,
penghancuran atau modofikasi inang dan habitat pengganti, pengerjaan tanah,
pengolahan air, ganguan komunitas penyedian berkembangnya penyakit, pergiliran
tanaman, perkiraan lahan, penanaman serempak, penetapan jarak tanam, lokasi
tanaman, dan memutuskan sinkronisasi antar tanaman dan penyakit.
2.2
Cara
Pengendalian Kultur Teknis
Pemeliharaan tanaman
atau kontrol hama yang
baik dapat meningkatkan kesehatan tanaman. Penyiraman, pemupukan, pengendalian
hama dan penyakit, serta penggantian media tumbuh dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat
memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.
Macam-macam
pengendalian secara kultur teknis:
2.2.1 Pola tanam
a. Tanam
serempak
Harus
dilaksanakan di areal yang cukup luas, minimal satu hamparan dengan golongan
air yang sama. Tujuannya untuk membatasi perkembangbiakan serangga hama.
Contoh : Pengendalian walang sangit pada padi
→ Pengendalian lalat kacang pada kedelai (menyerang kotiledon kedelai) → Pengendalian
ini secara tidak langsung mengurangi populasi, yaitu memeratakan serangan per
petak (dikonsentrasikan pada petak yang banyak makanannya). Penananam serempak dalam
satu hamparan yang luas akan memperpendek masa ketersediaan makanan hama karena
panen dapat dilakukan bersamaan. Penanaman serempak akan memperkecil risiko
serangan karena hama bisa terbagi-bagi.
b. Panen
serempak
c. Panen
berjalur (Strip farming)
d. Pergiliran
tanaman/Rotasi tan.
Tujuannya
untuk mematikan kehidupan hama dengan menghilangkan tanaman inang. Sangat
efektif pada serangga-serangga monofag.
e. Tumpangsari/Intercropping
Menanam
minimal dua jenis tanaman di lahan yang sama dalam barisan-barisan (tumpang
sari). Sistem tumpangsari sering menyebabkan penurunan kepadatan populasi hama dibanding
system monokultur, hal ini disebabkan karena peran senyawa kimia mudah menguap
(atsiri) yang dilepas dan gangguan visual oleh tanaman bukan inang akan
mempengaruhi tingkah laku dan kecepatan kolonisasi serangga pada tanaman inang.
Contoh :
tanaman bawang putih yang ditanam diantara tanaman kubis dapat menurunkan populasi
Plutella xylostella yang menyerang tanaman kubis tersebut. Hal ini karena
senyawa yang dilepas oleh bawang putih tidak sama dengan senyawa yang dilepas
tanaman kubis sehingga P. xylostella kurang menyukai habitat tanaman tumpangsari
tersebut. Tanaman bawang putih melepas senyawa alil sulfida yang diduga dapat
mengurangi daya rangsang senyawa atsiri yang dilepas kubis atau bahkan dapat
mengusir hama tersebut.
f. Tanaman
perangkap
Tanaman
perangkap yang digunakan adalah varietas/tanaman yang paling rentan dan ditanam
lebih dahulu. Penanaman tanaman perangkap di antara tanaman utama juga mulai
diterapkan untuk mengendalikan populasi hama. Mekanisme yang terjadi adalah
adanya daya tarik yang lebih kuat dari tanaman perangkap dibanding tanaman
utama sehingga hama lebih menyukai berada pada tanaman perangkap tersebut.
Salah satu tanaman yang mampu menarik serangga hama dan musuh alaminya adalah jagung.
Tanaman jagung sebagai perangkap telah berhasil diterapkan untuk mengendalikan
Helicoverpa armigera pada kapas.
2.2.2
Pengolahan
tanah sehat
Ditujukan
terhadap hama yang dalam siklus hidup mempunyai fase di dalam tanah.
Contoh :
Larva famili Scarabaeidae (lundi), larva penggerek batang padi putih (pada
pangkal padi). Perlunya pengolahan tanah. Sebab ada serangga yang sebagian atau
seluruh hidupnya berada di dalam tanah, yang amat dipengaruhi oleh tekstur dan
struktur tanah, komposisi kimiawi tanah, kelembaban dan suhu tanah, serta
adanya organisme tanah lainnya. Dengan pengolahan tanah yang baik, hama-hama
tersebut bisa terbunuh atau terhambat perkembangannya karena terkena sengatan
matahari, dimakan predator di permukaan tanah, atau terbenam jauh ke dalam
tanah.
2.2.3
Benih sehat
Cara-cara
pengendaliannya sebagai berikut:
1.
Bibit atau biji serta benih yang sehat atau bebas sejak semula
2.
Melakukan disinfested dari bibit (biji)
3.
Pembersihan benih
4.
Pengaturan waktu tanam bagi tanaman untuk menghasilkan benih
5.
Kultutr jaringan
2.2.4
Pemangkasan
Pemangkasan/pemetikan
dapat dilakukan dalam upaya mencegah meluasnya serangan. Pemangkasan/ pemetikan
dilakukan saat populasi hama tinggi.
Contoh : Tungau. Pemangkasan dapat menyebabkan terbuangnya sebanyak
mungkin telur-telur dan tungaunya. Hasil pemangkasan ini kemudian dibakar.
Apabila air tersedia dalam jumlah cukup drainasenya baik pemangkasan dapat dilakukan
pada musim kemarau, sehingga pada musim hujan tanaman dapat tumbuh kembali.
Pemetikan jangka pendek lebih baik dari pada pemetikan jangka panjang, karena
pada pemetikan jangka pendek tungau merah belum sempat meningkatkan
populasinya.
2.2.5
Pengelolaan
air
Pengairan
Irigasi :
- Secara
langsung : Scirpophaga innotata, Nymphula depunctalis
- Secara
tidak langsung : perubahan iklim mikro terutama RH)
Contoh : Air
merupakan kebutuhan utama pada tanaman padi pada fase pertumbuhan (Vegetatif),
tetapi kebutuhan air ini perlu pengaturan supaya tanaman terhindar dari
kerusakan oleh jasad pengganggu. Serangan keong mas akan meningkat pada tanaman
padi yang berumur kurang dari satu bulan di lapangan, jika digenangi dengan
air. Untuk mencegah kerusakan oleh keong mas, maka tanaman padi yang baru
dipindahkan dari persemaian sampai bunting diairi secukupnya. Sedangkan untuk
menghindari serangan penggerek batang, kepinding tanah, wereng coklat dan tikus
perlu menggenangi lahan.
2.2.6
Pemupukan
berimbang
Pemupukan
yang berimbang dengan kebutuhan tanaman antara N, P, K dan unsur- unsur mikro
tanaman sehat tahan serangan hama.
Contoh :
Untuk meningkatkan hasil, petani cenderung melakukan pemupukan yang berlebihan,
tindakan ini tidak saja merupakan pemborosan, tetapi juga memberi peluang
tanaman padi terinfeksi patogen atau dirusak hama. Meningkatnya populasi hama
penggerek batang dan wereng coklat dilaporkan ada hubungannya dengan tingginya
dosis pupuk nitrogen yang diberikan.
2.2.7
Sanitasi
-
Pembersihan lahan dari sisa-sisa tanaman terdahulu atau gulmanya.
- Pencabutan
tanaman terserang.
Pengendalian
lainnya adalah dengan pengaturan sanitasi lingkungan. Sanitasi yang baik dan
terjaga mengurangi kemungkinan hama menyerang tanaman. Sebagai contoh, siput
kecil biasanya berdiam di sampah atau rumput-rumput yang lembap. Bila
lingkungan tanaman terhindari dari adanya sampah atau kotoran lainnya maka kesempatan
siput untuk tinggal di lingkungan tersebut menjadi berkurang. Dengan demikian,
tanaman akan aman dari serangan hama.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Pengendalian secara kultur teknis (Cultural control),
Yaitu pengendalian OPT dengan cara mengelola
lingkungan/ ekossistem
sedemikian rupa sehingga ekosistem tersebut
menjadi kurang cocok bagi kehidupan dan perkembangbiakan
hama.
Macam-macam
pengendalian hama secara kultur dapat dilakukan dengan cara pengaturan pola
tanam, pengolahan tanah sehat, penggunaan benih sehat, pemangkasan, pengelolaan
air, pemupukan berimbang, dan sanitasi.
3.2
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
Aryani Rika. 2011. Pengendalian
Dengan Cara Kultur Teknis. Terdapat pada: http://rika-aryani.blogspot.co.id/2011/03/pengendalian-dengan-cara-kultur-teknis.html.
Diakses 14 Mei 2016.
Fawzul Muhammad. 2015. Pengendalian
Secara Kultur Teknis. Terdapat pada: http://zero-zeos.blogspot.co.id/2015/01/dasar-dasar-perlindungan-tanaman.html.
Diakses 14 Mei 2016.
Nurhasan Aisyah. 2015. Pengendalian
Hama Menggunakan Kultur Teknis. Terdapat pada:
http://dokumen.tips/documents/pengendalian-hama-menggunakan-kultur-teknis.html.
Diakses 14 Mei 2016.
Yuniasari Novita. 2015.
Pengendalian OPT Secara Kultur Teknis, Mekanik, Fisik, dan Peraturan. Terdapat
pada: http://lovelyblognovita.blogspot.co.id/2015/02/pengendalian-opt-secarakultur.html.
Diakses 14 Mei 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar