Rabu, 18 Januari 2017

Laporan Praktikum Pertanian Ramah Lingkungan

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Dewasa ini upaya peningkatan hasil produksi tanaman budidaya semakin ditingkatkan. Salah satunya ada di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan di juluki sebagai lumbung padi. Oleh karena di sana banyak memproduksi beras dan lahan yang ada adalah rata-rata persawahan. Akan tetapi di kabupaten Tabanan tidak hanya memproduksi beras. Ada beberapa wilayah yang memang cocok untuk ditanami tanaman tertentu atau tanaman holtikultura lainnya. Salah satunya di wilayah Bedugul tepatnya di Desa Kembang Merta.
Bedugul memiliki suhu yang cocok untuk tanaman holtikurtura jenis sayur-sayuran. Di Desa Kembang Merta berdiri Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali sejak tahun 1967. Berdirinya perusahaan ini merupakan inisiatif pemerintah Provensi Bali, untuk mendukung pasokan sayuran di daerah bali umumnya dan khususnya  untuk mendukung sektor pariwisata.
Perusahaan yang di bentuk oleh Provinsi Bali  terdiri dari beberapa unit yaitu : Unit industri dan perdagangan, Unit bali tek, Unit peternakan , Unit sayur  mayur dan Unik pulukan.  Yang masih berjalan saat ini yaitu Unit Sayur Mayur dan Unit Pulukan sedangkan unit lainnya tidak bisa berjalan karana ada kendala hal. Masih berjalannya Unit Sayur Mayur dan Unit Pulukan ini karena pengelolaannya yang baik. Oleh karena itu pada praktikum kali ini perlu diketahui jenis tanaman dan cara budidaya pada Perusahaan Daerah Kembang Merta. Sehingga mahasiswa dapat belajar dan menambah wawasannya.

1.2 Tujuan Praktikum
  1. Untuk mengetahui jenis tanaman yang diusahakan di Perusahaan Daerah  Sayur Mayur Provinsi Bali.
  2. Untuk mengetahui tahapan budidaya tanaman yang ada di Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali.






BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pertanian Organik
Pertanian organik menurut International Federation of Organic Agriculture Movements/IFOAM (2005) didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas, dan berkelanjutan.Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan sistem pertanian organik menurut IFOAM antara lain:
1.      Mendorong dan meningkatkan daur ulang dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan fauna, tanah, tanaman serta hewan.
2.      Memberikan jaminan yang semakin baik bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.
3.      Memelihara serta meningkatkan kesuburan tanah secara berkelanjutan.
IFOAM (2005) menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang manfaat yang dapat diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Prinsip-prinsip ini diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan, dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1) prinsip kesehatan; 2) prinsip ekologi; 3) prinsip keadilan; dan 4) prinsip perlindungan




2.2 Pertanian ramah lingkungan
Sistem pertanian ramah lingkungan adalah aktivitas pertanian yang secara ekologi sesuai, secara ekonomi menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu menjaga kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan (Susanto, 2002).  Menurut Ala (2001) sitem pertanian ramah lingkungan, merupakan salah satu bagian dari pengembangan sistem pertanian berkelanjutan, yang dapat terlaksana, bila memenuhi lima pilar, yaitu (a) produktif, (b) berisiko kecil, (c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan air, (d) menguntungkan secara ekonomi jangka panjang dan (e) diterima oleh masyarakat.
      Tujuan yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan menurut Zebua (2003)  adalah (a) keseimbangan ekologis, (b) terjaganya keanekaragaman hayati, (c) terjaganya kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan yang tidak tercemar dan (e) tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.

 2.3 Pertanian konvensional
Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian modern yang saat ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang lebih berorientasi pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia dosisi tinggi, penggunaan herbisida dan insektisida. Sistem pertanian konvensional ini memiliki tujuan untu meningkatkan hasil produksi tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada system ini telah maju dan berkembang. Pada perkembangannya sistem pertanian konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program yang dilakukan.
Definisi konvensional adalah sebuah kata yang menujukan sifat. Yaitu sesuatu untuk menyatakan segala sesuatu kegiatan (bersama) atau tindakan berdasarkan konvensi. Hal ini artinya setiap konsep yang akan dikerjakan pelaksanaannya harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati atau sesuai dengan perundang-undangan. Biasanya setiap orang yang terkait dengannya dan sudah memahaminya, sehingga proses kegiatan bisa berjalan dengan baik.








BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2016 pukul 07.00 WITA - selesai yang bertempat di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.

3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.      Alat tulis 
2.      Perekam / recorder
3.      Kamera
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1.      Jenis tanaman yang ada di lapangan
2.      Jenis pupuk yang digunakan oleh petani
3.      Jenis pestisida yang digunakan oleh petani

3.3 Metode
1.      Melihat dan mengamati jenis tanaman yang ada dilapangan.
2.      Menanyakan ke petani cara pengolahan lahan yang dilakukan.
3.      Menanyakan jenis, dosis dan cara pemberian pupuk maupun pestisida yang dilakukan oleh petani.
4.      Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengmatan dan hasil wawancara.







BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.
A.    Profil Perusahaan
1.      Ketinggian tempat usaha             : > 1200 – 1300 m dpl ( diatas permukaan laut )
2.      Sejak kapan berdiri          : tahun berdiri 1967
3.      Luas lahan                        : kurang lebih 3,5 hektar
4.      Pemilik lahan                    : Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali
5.      Jumlah petani                   : 11 orang

B.     Pengelolaan Tanaman
1.      Jenis tanaman yang diusahakan : tanaman sayur mayur (lebih dari 50 jenis tanaman sayur mayur )
2.      Cara mengolah tanah : dengan cara tradisional yaitu masih menggunakan cangkul dimana pengolahan tanah dilakukan sekali untuk tiga kali penanaman.

C.     Pupuk
1.      Pupuk anorganik  : NPK ( cap mutiara dan DGW )
Dosis                    : 10 gr/ bedengan
Cara pemberian    : dengan cara ditebar
2.      Pupuk organik      : pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi
Dosis                    : 5 kg/ bedengan
Cara pemberian    : dengan cara ditebar
3.      Pupuk daun          : Green Tonic

D.    Pengendalian organisme pengganggu tanaman : yaitu menggunakan pestisida, adapun pestisida yang digunakan seperti :
1.      Fungisida             : Daconil dan Antrakol
Dosis                    : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air.
Cara pemberian    : dengan cara disemprot
2.      Insektisida            : Dusbarn
Dosis                    : untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air.
Cara Pemberian    : dengan cara disemprot

4.2 Pembahasan
4.2.1 Tanaman yang diusahakan di di Perusahaan Daerah  Sayur Mayur Provinsi Bali
Dari hasil pengamatan dan wawancara dari pihak perusahaan daerah sayur mayur  terdapat 50 jenis tanaman sayuran dan beberapa tanaman bumbu-bumbuan yang dibudidayakan, yang dibagi kedalam dua kelompok yaitu: Komoditi pokok: wortel, tomat, kentang, lombok merah, selada bulat, kol putih, sawi putih, lobak, buncis, selada keriting supini, romana hijau, sawi korea, pokcai, kwije, roro barber, sawi hijau, kubis merah, terung kintamani, selada kuning, selada bulat, mentimun. Komoditi tambahan (bumbu bumbuan) diantaranya Rosc mary, parselai, batter kuning, batter merah, daun adas,  daun mint dan masih banyak lagi.

4.2.2 Tahapan Budidaya Tanaman di Perusahaan Daerah  Sayur Mayur Provinsi Bali
  1. Penggunaan bibit unggul
Benih unggul merupakan benih yang telah di pilih dan di pilah agar menghasilkan kualitas yang baik dan tahan hama penyakit dan gangguan lainnya.dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan bahwa pada tempat penelitian menggunakan benih ungul yang di infort dari luar yang merupakan benih hibrida.


  1. Pengolahan tanah yang baik
Tanah yang baik adalah tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Selain harus mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur tanah. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dari pihak pd sayur mayur, bahwa pengolahan tanah dilakuakan dengan cara tradisional yaitu menggunakan cangkul. Hal yang pertama dilakukan adalah penggemburan tanah kemudian pembuatan bedengan dan saluran irigasi sedemikian rupa sehingga dapat mndukung produksi tanaman.
  1. Pengairan atau irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak. Dari hasil wawancara yang dilakuakan baha sumbar air yang digunakan untuk pengairan tanaman berasal dari bukit/ pegunungan yang beraa didekat daerah lahan yan disalurka menggunakan pipa langsung mengalir ke masing- masing lahan petani, penyiraman dilakukan menyesuaiakan dengan keadaan tanah dan tanaman.
  1. Penumpukan
Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi, pencucian, fiksasi, dan sebagainya. Pemupukan yang dilakukan di perusahaan daerah syur mayur menggunakan dua jenis pupuk ytaitu pupuk organik dan anorganik, pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi, tetapi dalam kesehariannya pupuk kandang ayam lebih banyak digunakan karana lebih mudah untuk didapatkan dan penggunaan pupuk organik hanya dilakukan pada pengolahan tanah (pupuk dasar) dengan dosis 5 kg per meter , sedangkan pupuk anorganiak yang digunakan yaitu pupuk NPK (NPK mutiara, NPK DGW) Yang diaplikasikan pada saat pengolahan tanah dan juga  setelah pengolahan tanah tergantung jenis tanaman dengan dosis 10 gr per meter, pada saat pengolahan tanah diaplikasikan dengan cara ditebar, dan saat tanaman sudah tumbuh diaplikasikan secara dikocor dengan dosis dan konsentrasi yang sudah dianjurkan.
  1. Pengendalian hama/penyakit
Pengendalian hama dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, lingkungan atau ekologi, dan kimiawi. Dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan daerah sayur mayur poengendalian hama/penyakit menggunakan bahan kimia (pestisida), hama yang paling banyak menyeran tanaman adalah ulat Plutela, sedangkan penyakit yang paling banyak menyerang adalah penyakit akar gada terutama pada tanaman kubis dan tanaman brokoli yang belum bisa dikendaliakan oleh petani sehingga tidak jarang membuat petani tidak dapat produksi dengan maksimal. Pengendalian hama dan penyakit dilakuakn dengan menyemprotkan pestisida, untuk waktu penyemprotan disesuaikan dengan lingkungan dan jenis tanaman. Adapun fungisida yang dipakai adalah Daconil dan Antrakol. Sedangkan insektisida yang dipakai adalah Dusbarn.

  





BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.
  1. Tanaman yang diusahakan di Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali ada 50 jenis tanaman sayuran dan beberapa tanaman bumbu-bumbuan yang dibudidayakan diantaranya: wortel, tomat, kentang, lombok merah, selada bulat, kol putih, sawi putih, lobak, buncis, selada keriting supini, romana hijau, sawi korea, pokcai, kwije, roro barber, dan lain-lain.
  2. Budidaya tanaman yang ada di Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali yang dilakukan antara lain: penggunaan bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, pengairan atau irigasi, penumpukan, dan pengendalian hama/penyakit

5.2 Saran
Adapun yang dapat saya sarankan adalah sebagai berikut.
1.      Kepada petani agar lebih memperhatikan penggunaan pestisida yang ada. Usahakan menggunakan pestisida nabati yang lebih ramah lingkungan.
2.      Kedapa mahasiswa agar lebih memperhatikan pemandu yang memberikan pengarahan.
3.      Kepada pemandu agar lebih merinci lagi tentang informasi yang ada sehingga mahasiswa dapat belajar lebih banyak lagi.








DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. “Definisi Sistem Pertanian Konvensional”. Tersedia pada: http://hutantani.blogspot.co.id/2014/05/definisi-pengertian-sistem-pertanian-konvensional.html. Diakses tanggal: 2 Juni 2016.

Anonim.2011.”Pertanian Organik”. Tersedia pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37119/4/Chapter%20II.pdf . Diakses pada 2 Juni 2016.


Sumansangadji. 2013. “Pertanian Ramah Lingkungan”. Tersedia pada: http://sumansangadji30.blogspot.co.id/. Diakses tanggal: 2 Juni 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar