BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini upaya
peningkatan hasil produksi tanaman budidaya semakin ditingkatkan. Salah satunya
ada di Kabupaten Tabanan. Kabupaten Tabanan di juluki sebagai lumbung padi.
Oleh karena di sana banyak memproduksi beras dan lahan yang ada adalah
rata-rata persawahan. Akan tetapi di kabupaten Tabanan tidak hanya memproduksi
beras. Ada beberapa wilayah yang memang cocok untuk ditanami tanaman tertentu
atau tanaman holtikultura lainnya. Salah satunya di wilayah Bedugul
tepatnya di Desa Kembang Merta.
Bedugul memiliki suhu yang cocok untuk tanaman holtikurtura jenis
sayur-sayuran. Di Desa Kembang Merta berdiri Perusahaan
Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali
sejak tahun 1967. Berdirinya
perusahaan ini merupakan inisiatif pemerintah Provensi Bali, untuk mendukung
pasokan sayuran di daerah bali umumnya dan khususnya untuk mendukung sektor pariwisata.
Perusahaan yang di
bentuk oleh Provinsi Bali terdiri dari
beberapa unit yaitu : Unit industri dan perdagangan, Unit bali tek, Unit peternakan
, Unit sayur mayur dan Unik
pulukan. Yang masih berjalan saat ini
yaitu Unit Sayur Mayur dan Unit Pulukan sedangkan unit lainnya tidak bisa
berjalan karana ada kendala hal.
Masih berjalannya Unit Sayur Mayur dan Unit Pulukan ini karena pengelolaannya
yang baik. Oleh karena itu pada praktikum kali ini perlu diketahui jenis
tanaman dan cara budidaya pada Perusahaan Daerah Kembang Merta. Sehingga
mahasiswa dapat belajar dan menambah wawasannya.
1.2 Tujuan Praktikum
- Untuk
mengetahui jenis tanaman yang diusahakan di Perusahaan Daerah
Sayur Mayur Provinsi Bali.
- Untuk
mengetahui tahapan budidaya tanaman yang ada di Perusahaan
Daerah Sayur
Mayur Provinsi Bali.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertanian Organik
Pertanian
organik menurut International Federation of Organic Agriculture Movements/IFOAM
(2005) didefinisikan sebagai sistem produksi pertanian yang holistik dan
terpadu, dengan cara mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro-ekosistem
secara alami, sehingga menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas,
dan berkelanjutan.Tujuan yang hendak dicapai dalam penggunaan sistem pertanian
organik menurut IFOAM antara lain:
1.
Mendorong dan meningkatkan daur ulang
dalam sistem usaha tani dengan mengaktifkan kehidupan jasad renik, flora dan
fauna, tanah, tanaman serta hewan.
2.
Memberikan jaminan yang semakin baik
bagi para produsen pertanian (terutama petani) dengan kehidupan yang lebih
sesuai dengan hak asasi manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar serta memperoleh
penghasilan dan kepuasan kerja, termasuk lingkungan kerja yang aman dan sehat.
3.
Memelihara serta meningkatkan kesuburan
tanah secara berkelanjutan.
IFOAM
(2005) menetapkan prinsip-prinsip dasar bagi pertumbuhan dan perkembangan
pertanian organik. Prinsip-prinsip ini berisi tentang manfaat yang dapat
diberikan pertanian organik bagi dunia, dan merupakan sebuah visi untuk
meningkatkan keseluruhan aspek pertanian secara global. Prinsip-prinsip ini
diterapkan dalam pertanian dengan pengertian luas, termasuk bagaimana manusia
memelihara tanah, air, tanaman, dan hewan untuk menghasilkan, mempersiapkan,
dan menyalurkan pangan dan produk lainnya. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 1)
prinsip kesehatan; 2) prinsip ekologi; 3) prinsip keadilan; dan 4) prinsip
perlindungan
2.2 Pertanian ramah lingkungan
Sistem pertanian ramah lingkungan
adalah aktivitas pertanian yang secara ekologi sesuai, secara ekonomi
menguntungkan, secara sosial diterima dan mampu menjaga kelestarian sumberdaya
alam dan lingkungan (Susanto, 2002).
Menurut Ala (2001) sitem pertanian ramah lingkungan, merupakan salah
satu bagian dari pengembangan sistem pertanian berkelanjutan, yang dapat
terlaksana, bila memenuhi lima pilar, yaitu (a) produktif, (b) berisiko kecil,
(c) tidak menimbulkan degradasi lahan dan air, (d) menguntungkan secara ekonomi
jangka panjang dan (e) diterima oleh masyarakat.
Tujuan
yang hendak dicapai dengan melaksanakan sistem pertanian ramah lingkungan
menurut Zebua (2003) adalah (a)
keseimbangan ekologis, (b) terjaganya keanekaragaman hayati, (c) terjaganya
kelestarian sumberdaya alam, (d) lingkungan yang tidak tercemar dan (e)
tercapainya produksi pertanian yang berkelanjutan.
2.3 Pertanian konvensional
Sistem pertanian konvensional adalah sistem pertanian modern yang saat
ini banyak di kembangkan di seluruh dunia pertanian yang lebih berorientasi
pada industri, pengolahan, bibit hybrida, pupuk kimia dosisi tinggi, penggunaan
herbisida dan insektisida. Sistem
pertanian konvensional ini memiliki tujuan untu meningkatkan hasil produksi
tanaman dengan penambahan unsur eksternal (pupuk kimia dan pestisida) sehingga
didapatkan produksi yang tinggi. Selain itu, teknologi yang digunakan pada
system ini telah maju dan berkembang. Pada perkembangannya sistem pertanian
konvensional ini menerapkan panca usaha tani sebagai acuan pengembangan program
yang dilakukan.
Definisi
konvensional adalah sebuah kata yang menujukan sifat. Yaitu sesuatu untuk menyatakan
segala sesuatu kegiatan (bersama) atau tindakan berdasarkan konvensi. Hal ini
artinya setiap konsep yang akan dikerjakan pelaksanaannya harus berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang telah disepakati atau sesuai dengan
perundang-undangan. Biasanya setiap orang yang terkait dengannya dan sudah
memahaminya, sehingga proses kegiatan bisa berjalan dengan baik.
BAB III
METODELOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Mei 2016 pukul 07.00 WITA - selesai yang
bertempat di Kebun Sayur Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di
Jl. Raya Bedugul, Desa Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah
sebagai berikut.
1. Alat
tulis
2. Perekam
/ recorder
3. Kamera
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah sebagai berikut.
1.
Jenis tanaman yang ada di lapangan
2.
Jenis pupuk yang digunakan oleh petani
3.
Jenis pestisida yang digunakan oleh
petani
3.3 Metode
1.
Melihat dan mengamati jenis tanaman yang
ada dilapangan.
2.
Menanyakan ke petani cara pengolahan
lahan yang dilakukan.
3.
Menanyakan jenis, dosis dan cara
pemberian pupuk maupun pestisida yang dilakukan oleh petani.
4.
Mencatat dan mendokumentasikan hasil
pengmatan dan hasil wawancara.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kebun Sayur
Mayur Perusahan Daerah Pemerintah Provinsi Bali, di Jl. Raya Bedugul, Desa
Kembang Merta, Kabupaten Tabanan.
A. Profil
Perusahaan
1. Ketinggian
tempat usaha : > 1200 –
1300 m dpl ( diatas permukaan laut )
2. Sejak
kapan berdiri : tahun berdiri
1967
3. Luas
lahan : kurang
lebih 3,5 hektar
4. Pemilik
lahan : Perusahan
Daerah Pemerintah Provinsi Bali
5. Jumlah
petani : 11 orang
B. Pengelolaan
Tanaman
1. Jenis
tanaman yang diusahakan : tanaman sayur mayur (lebih dari 50 jenis tanaman
sayur mayur )
2. Cara
mengolah tanah : dengan cara tradisional yaitu masih menggunakan cangkul dimana
pengolahan tanah dilakukan sekali untuk tiga kali penanaman.
C. Pupuk
1. Pupuk
anorganik : NPK ( cap mutiara dan DGW )
Dosis :
10 gr/ bedengan
Cara pemberian :
dengan cara ditebar
2. Pupuk
organik : pupuk kandang ayam dan
pupuk kandang sapi
Dosis : 5 kg/ bedengan
Cara pemberian :
dengan cara ditebar
3. Pupuk daun : Green Tonic
D. Pengendalian organisme pengganggu
tanaman : yaitu menggunakan pestisida, adapun pestisida yang digunakan seperti
:
1. Fungisida : Daconil dan Antrakol
Dosis :
untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air.
Cara pemberian :
dengan cara disemprot
2. Insektisida : Dusbarn
Dosis :
untuk tanaman cabai yaitu 5cc/12 liter air.
Cara
Pemberian : dengan cara disemprot
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tanaman yang diusahakan di di Perusahaan
Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali
Dari hasil pengamatan
dan wawancara dari pihak perusahaan daerah sayur mayur terdapat 50 jenis tanaman sayuran dan beberapa
tanaman bumbu-bumbuan yang dibudidayakan, yang dibagi kedalam dua kelompok
yaitu: Komoditi pokok: wortel, tomat, kentang,
lombok merah, selada bulat, kol putih, sawi putih, lobak, buncis, selada
keriting supini, romana hijau, sawi korea, pokcai, kwije, roro barber, sawi
hijau, kubis merah, terung kintamani, selada kuning, selada bulat, mentimun. Komoditi
tambahan (bumbu bumbuan) diantaranya Rosc mary, parselai, batter
kuning, batter merah, daun adas, daun
mint dan masih banyak lagi.
4.2.2 Tahapan Budidaya Tanaman di
Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali
- Penggunaan bibit unggul
Benih unggul merupakan
benih yang telah di pilih dan di pilah agar menghasilkan kualitas yang baik dan
tahan hama penyakit dan gangguan lainnya.dari pengamatan dan wawancara yang
dilakukan bahwa pada tempat penelitian menggunakan benih ungul yang di infort
dari luar yang merupakan benih hibrida.
- Pengolahan
tanah yang baik
Tanah yang baik adalah
tanah yang mampu menyediakan unsur-unsur hara secara lengkap. Selain harus
mengandung zat organik dan anorganik, air dan udara, yang tidak kalah penting
adalah pengolahan tanah yang bertujuan memperbaiki struktur tanah. Berdasarkan
hasil pengamatan dan wawancara dari pihak pd sayur mayur, bahwa pengolahan
tanah dilakuakan dengan cara tradisional yaitu menggunakan cangkul. Hal yang
pertama dilakukan adalah penggemburan tanah kemudian pembuatan bedengan dan
saluran irigasi sedemikian rupa sehingga dapat mndukung produksi tanaman.
- Pengairan
atau irigasi
Irigasi
adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang
jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa
dan irigasi tambak. Dari hasil wawancara yang dilakuakan baha sumbar air yang
digunakan untuk pengairan tanaman berasal dari bukit/ pegunungan yang beraa
didekat daerah lahan yan disalurka menggunakan pipa langsung mengalir ke
masing- masing lahan petani, penyiraman dilakukan menyesuaiakan dengan keadaan
tanah dan tanaman.
- Penumpukan
Pemupukan bertujuan
untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi, pencucian,
fiksasi, dan sebagainya. Pemupukan yang dilakukan di perusahaan daerah syur
mayur menggunakan dua jenis pupuk ytaitu pupuk organik dan anorganik, pupuk
organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi, tetapi
dalam kesehariannya pupuk kandang ayam lebih banyak digunakan karana lebih
mudah untuk didapatkan dan penggunaan pupuk organik hanya dilakukan pada
pengolahan tanah (pupuk dasar) dengan dosis 5 kg per meter , sedangkan pupuk
anorganiak yang digunakan yaitu pupuk NPK (NPK mutiara, NPK DGW) Yang
diaplikasikan pada saat pengolahan tanah dan juga setelah pengolahan tanah tergantung jenis
tanaman dengan dosis 10 gr per meter, pada saat pengolahan tanah diaplikasikan
dengan cara ditebar, dan saat tanaman sudah tumbuh diaplikasikan secara dikocor
dengan dosis dan konsentrasi yang sudah dianjurkan.
- Pengendalian
hama/penyakit
Pengendalian hama dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu mekanis, lingkungan atau ekologi, dan
kimiawi. Dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan daerah sayur mayur
poengendalian hama/penyakit menggunakan bahan kimia (pestisida), hama yang paling
banyak menyeran tanaman adalah ulat Plutela,
sedangkan penyakit yang paling banyak menyerang adalah penyakit akar gada
terutama pada tanaman kubis dan tanaman brokoli yang belum bisa dikendaliakan
oleh petani sehingga tidak jarang membuat petani tidak dapat produksi dengan
maksimal. Pengendalian hama dan penyakit dilakuakn dengan menyemprotkan
pestisida, untuk waktu penyemprotan disesuaikan dengan lingkungan dan jenis
tanaman. Adapun fungisida
yang dipakai adalah Daconil
dan Antrakol. Sedangkan insektisida yang dipakai adalah Dusbarn.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut.
- Tanaman yang diusahakan di Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali ada 50 jenis tanaman
sayuran dan beberapa tanaman bumbu-bumbuan yang dibudidayakan diantaranya: wortel, tomat, kentang, lombok merah, selada
bulat, kol putih, sawi putih, lobak, buncis, selada keriting supini,
romana hijau, sawi korea, pokcai, kwije, roro barber, dan lain-lain.
- Budidaya
tanaman yang ada di Perusahaan Daerah Sayur Mayur Provinsi Bali yang dilakukan antara lain: penggunaan
bibit unggul, pengolahan tanah yang baik, pengairan
atau irigasi, penumpukan, dan pengendalian
hama/penyakit
5.2 Saran
Adapun yang dapat saya sarankan adalah sebagai berikut.
1.
Kepada petani agar lebih memperhatikan penggunaan
pestisida yang ada. Usahakan menggunakan pestisida nabati yang lebih ramah
lingkungan.
2.
Kedapa mahasiswa agar lebih memperhatikan pemandu yang
memberikan pengarahan.
3.
Kepada pemandu agar lebih merinci lagi tentang informasi
yang ada sehingga mahasiswa dapat belajar lebih banyak lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014.
“Definisi Sistem Pertanian Konvensional”. Tersedia pada: http://hutantani.blogspot.co.id/2014/05/definisi-pengertian-sistem-pertanian-konvensional.html. Diakses tanggal: 2 Juni 2016.
Anonim.2011.”Pertanian Organik”. Tersedia pada: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37119/4/Chapter%20II.pdf
. Diakses pada 2 Juni 2016.
Sumansangadji.
2013. “Pertanian Ramah Lingkungan”. Tersedia pada: http://sumansangadji30.blogspot.co.id/. Diakses tanggal: 2 Juni 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar