RESUME
ILMU HAMA TANAMAN
Hama
adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan berbagai organisme (serangga dan binatang) yang membahayakan keadaan dan kesehatan manusia
termasuk tanaman dan hewan peliharaannya. Istilah itu dapat mencakup
mikro-organisme, tanaman parasit dan gulma. Secara luas hama merupakan semua organisme yang mengganggu manusia, temak dan
tanaman. Pengertian hama secara sempit
berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman yaitu semua binatang yang merusak bagian tanaman atau hasilnya yang dapat menimbulkan
kerugian secara ekonomis. Menurut pengertian itu maka
binatang yang hidup pada tanaman namun belum menimbulkan kerugian secara
ekonomis belum dapat disebut hama. Serangga disebut hama apabila serangga
merusak atau memakan bagian tanaman budidaya dan akibat perilaku itu tanaman
mengalami penurunan potensi hasilnya yang berakibat pada kerugian secara
ekonomi terhadap manusia yang membudidayakan.
Klasifikasi binatang hama menurut perbedaan
morfologi dapat dibagi menjadi tujuh yaitu Insect pests (Hama dari golongan
Serangga), Mite pests (Hama dari golongan Tungau), Micro-organisms (pathoge),
Nematodes (Nematoda), Vertebrate pests (Hama Vertebrata), Molluscs (Moluska=bangsa
keong), Weeds & parasitic plants (Tanaman Parasit dan gulma). Adapun
klasifikasi hama berdasarkan perbedaan sifat hama, intensitas dan frekuensi
kejadian dapat dibedakan menjadi lima antara lain:
1.
Hama Endemis (Regular pest) merupakan hama yang selalu muncul setiap
musim tanaman dan menyyebabkan kehilangan hasil.
2.
Hama Kadang-kadang (Occasional pest) merupakan hama yang
keberadaannya kadang disini atau disana yang kadang-kadang saja menimbulkan
masalah.
3.
Hama Potensial (Potensial pest) merupakan hama yang dapat menimbulkan
kerugian nyata bila diberikan kesempatan berkembang.
4.
Hama Utama (Major pest) merupakan hama yang umum dan
merupakan hama penting.
5.
Hama Minor (Minor pest) merupakan hama yang tidak
menimbulkan kerusakan berat.
Contoh beberapa hama utama yang menyerang
beberapa tanaman. Beberapa
hama yang menyerang tanaman kubis antara lain: Plutella xylostella L.
(Lepidoptera: Plutellidae), Crocidolomia pavonana Fab. (Lepidoptera:
Pyralidae), Spodoptera litura Fab. (Lepidoptera: Noctuidae),
Helicoverpa armigera Hubner (Lepidoptera: Noctuidae), Chrysodeixis
orichalcea L. (Lepidoptera: Noctuidae), Liriomyza sp. (Diptera:
Agromyzidae) dan Myzus persicae Sulz. (Homoptera: Aphidoidae) (Sembel,
2010). Hama
ulat daun kubis (Plutella xylostella L.) merupakan salah satu hama utama
yang menyerang tanaman kubis (Herminanto, 2010). Serangan yang timbul
kadang-kadang sangat parah sehingga tanaman kubis tidak dapat membentuk krop
dan panennya menjadi gagal. Besarnya nilai kerugian akibat serangan P.
xylostella mendorong petani untuk menerapkan aplikasi pestisida jenis
insektisida kimia sintetis dalam mengendalikan hama P. xylostella di
lahan pertanaman kubis (Herminanto, 2010). Contoh hama utama polong kedelai antara
lain Phaedonia inclusa, Nezara viridua, dan Riptortus linearis.
Timbulnya hama biasanya disebabkan oleh terganggunya keseimbangan ekosistem
di alam yang dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya tingkat keragaman
ekosistem pertanian, teknik budidaya tanaman (crop management), penanaman varietas unggul rentan hama, keragaman
genetik rendah, menanam satu varietas secara terus menerus, musim tanam yang
tidak sesuai, masuknya spesies hama baru ke suatu wilayah, dan terlalu
mengandalkan penggunaan pestisida.
Tingkat keragaman ekosistem yang rendah biasanya mempunyai daya dukung
yang sangat rendah terhadap keragaman herbivor yang berasosiaasi dengan
ekosistem tsb. Konskuensinya adalah
mendorong adanya dominansi spesies yang terbatas di dalam ekosistem Tanaman monokultur menyediakan satu jenis sumber
makanan berlimpah untuk spesies hama tertentu, yang memberi peluang hama
tersebut berkembang cepat, sementara perkembangan populasi musuh alaminya
mungkin tertinggal jauh. Dominansi populasi spesies
hama tersebut sangat berpotensi meledak menjadi hama penting pada ekosistem
tersebut.
Teknik budidaya (Crop Management) mencakup pengelolaan pertanaman mulai dari
perencanaa n tanama, pemilihan bibit, pengolahan tanah, manajemen kesuburan
tanah, manajemen irigasi, pemeliharaan tanaman, pengelolaan hama dan penyakit
tanaman sampai panen merupakan untaian kegiatan yang tidak terpisahkan. Teknik budidaya atau pengelolaan pertanaman merupakan suatu aktivitas
pengelolaan sistem kehidupan tanaman agar tanaman memperoleh lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila di dalam aktivitas pengelolaan itu terjadi perubahan kondisi yang
berpengaruh baik juga terhadap kehidupan binatang hama maka ada potenssi untuk
meningktnya populasi hama yang berpeluang meledak menjadi hama penting pada
ekosistem tanaman tersebut.
Penanaman varietas unggul rentan biasanya
diutamakan berumur pendek, tahan rebah, daun tegak dan produksi tinggi. Tingkat
ketahanan terbatas terhadap OPT (tahan wereng pada padi, ulat guung pada
kentang atau penyakit layu bakteri pada kentang). Pada hal persoalan hama
adalah komplek dan rumit. Persoalan hama sering diarahkan pada pemanfaatan
insektisida. Ekses pemanfaatan insektisida yang tidak dapat bermuara pada
munculnya atau terjadinya ledakan hama.
Keragaman genetik rendah vairetas unggul biasanya
bersifat monogenetik yaitu sifat ketahanannya disusun satu gen tahan, contohnya
varietas padi VUTW1 yang sifat ketahanannya sangat sempit dan juga pendek.
Ketika sifat varietas patah oleh generasi hama tertentu maka peluang terjadinya
ledakan hama sangat tinggi.
Menanam 1 varietas terus menerus tanpa pergiliran
tanaman memberi kondisi terhadap penyediaan bahan makanan sepanjang musim atau
tahun bagi hama tertentu. Kondisi itu sangat kondusif bagi siklus hidup hama
tanpa putus, sehingga berpotensi terjadinya edakan hama.
Masuknya spesies hama baru ke suatu wilayah akan
beradaptasi dengan tanaman inang. Kemungkinan berubah status menjadi hama
sangat tinggi.
Daftar Pustaka
Susila, I Wayan., Ni Putu Esa Yanti Supartha., &
Ketut Ayu Yuliadhi. (2014). “Keragaman dan Kepadatan Populasi Parasitoid yang
Berasosiasi dengan Plutella xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae) pada Tanaman Kubis Tanpa Aplikasi dan Aplikasi Insektisida”. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol.
3, 12-21.
Susila, I Wayan., Hendra Dwi Prasetyo., & Ketut
Sumiartha. (2013). “Efikasi Minyak Atsiri Sereh Dapur (Cymbopogon
citratus L.) terhadap Hama Ulat Daun Kubis (plutella xylostella L.) di Laboratorium”. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika. Vol. 2, 99-107.
Supartha,
I Wayan. 2016. “Ilmu Hama Tanaman”. Tersedia pada power point (15 Pebruari
2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar