Rabu, 18 Januari 2017

Musim Tanam yang Tidak Sesuai (Salah) dan Masuknya Spesies Hama Baru ke Suatu Wilayah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Hama dalam arti luas adalah semua bentuk gangguan baik pada manusia, temak dan tanaman. Pengertian hama dalam arti sempit yang berkaitan dengan kegiatan budidaya tanaman adalah semua hewan yang merusak tanaman atau hasilnya yang mana aktivitas hidupnya ini dapat menimbulkan kerugian secara ekonomis. Adanya pengertian bahwa suatu hewan dalam satu pertanaman belum menimbulkan kerugian secara ekonomis belum dapat disebut sebagai hama.
Ada beberapa kelompok hewan yang mampu berperan sebagai hama, tetapi yang paling merugikan usaha pertanian dalam skala luas adalah dari kelompok serangga dan invertebrata secara umum. Pertarungan antara manusia dan serangga hama telah berlangsung sejak dahulu kala. Ironisnya, seiring dengan perkembangan dan kemajuan manusia dalam menciptakan berbagai senjata untuk melawan serangga hama ternyata tidak sanggunp untuk mengeradikasi berbagai jenis serangga hama penting yang sangat merugikan usaha usaha pertanian.
Masalah terbesar yang diakibatkan oleh hama adalah jika hama tersebut mengalami ledakan populasi dan menimbulkan kerusakan yang amat parah, sehingga menimbulkan kerugian secara ekonomi. Ada beberapa faktor yang menyebabkan hama mengalami ledakan populasi, diantaranya adalah musim tanam yang tidak sesuai dan masuknya spesies hama baru.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Mengapa musim tanam yang tidak sesuai bisa menjadi faktor penyebab timbulnya hama?
2.      Bagaiman, cara kerja masuknya spesies hama baru ke suatu wilayah, sehingga bisa menjadi faktor penyebab timbulnya hama?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui mengapa musim tanam yang tidak sesuai bisa menjadi faktor penyebab timbulnya hama.
2.      Untuk mengetahui cara kerja masuknya spesies hama baru ke suatu wilayah, sehingga bisa menjadi faktor penyebab timbulnya hama.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Musim Tanam yang Tidak Sesuai (Salah)
Musim tanam yang salah merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya hama pada tanaman. Pada tanaman semusim, musim tanam di suatu daerah tidak selalu sama, namun selalu berkaitan dengan ketersediaan air.  Pada daerah irigasi musim tanam tergantung dari tersedianya air pada sumber dan saluran irigasi, sedangkan di daerah yang tidak beririgasi musim tanam tergantung dari kapan hujan mulai turun (musim hujan). Penanaman yang terlalu cepat atau terlambat umumnya akan menimbulkan masalah serangan hama tertentu, namun sebaliknya keterlambatan penanaman dapat menghindari serangan hama tertentu.
Masa tanam sangat perlu diperhatikan dalam melakukan usahatani tertentu, karena apabila menanam tanpa diatur masa tanam ataupun jangka waktunya, akan menyebabkan terjadinya gangguan akibat serangan hama. Serangan hama yang lebih banyak terjadi sewaktu musim kemarau terjadi pada tanaman kubis. Untuk tanaman padi, masa tanam pertama cenderung bagus, baik hasil maupun tanaman, sebab pada masa tanam pertama, tanah yang kering pada musim kemarau, membuat virus penyakit dan hama tanaman padi mati. Sedangkan untuk masa tanam kedua, tanaman padi tidak sebagus masa tanam pertama karena kondisi tanah maupun cara pemupukan membuat virus penyakit kembali berkembang.
Penanaman suatu tanaman secara terus-menerus di suatu lahan produksi akan mengakibatkan meledaknya populasi hama terutama karena makanan untuk hama tersedia sepanjang waktu. Terlebih jika tanaman tersebut tidak diselingi oleh tanaman lain yang resisten terhadap serangan hama, maka perkembangbiakan hama menjadi pesat.

2.2 Masuknya Spesies Hama Baru ke Suatu Wilayah
Makhluk-makhluk hidup, termasuk yang tergolong hama, mampu bermigrasi dari suatu tempat ke tempat lain, sering sampai melewati batas-batas negara yang melalui rintangan geografis yang luas.  Migrasi yang terjadi dapat secara aktif dengan tenaga sendiri, ataupun pasif dengan bantuan angin, terbawa barang yang dikirim antar negara, terbawa kendaraan dan lain sebagainya. 
Perpindahan tempat secara aktif dilakukan oleh imago dengan cara terbang atau berjalan. Secara pasif dilakukan oleh factor lain seperti; tertiup angin atau terbawa pada tanaman yang dipindahkan oleh manusia. Setelah sampai di tempat yang baru hama-hama tersebut membentuk asosiasi yang baru dengan inangnya.  Bila inangnya tidak memiliki daya tahan alamiah dan tidak terdapat musuh alami yang efektif, maka populasi hama tadi dapat berkembang sehingga menjadi wabah.
Di tempat yang baru populasi serangga ini bertambah dengan cepat bila faktor lingkungan mendukungnya. Sebagai contoh Kutu loncat lamtoro (Heteropsylla cubana) yang berasal dari Amerika tengah, kemudian bermigrasi ke negara pasifik dan akhirnya sampai ke Indonesia. Hama kutu loncat lamtoro (Heteropsylla cubana) pertama kali ditemukan di daerah Bogor sekitar bulan Maret 1986, Kutu loncat di Indonesia tumbuh cepat sekali, hanya dalam beberapa bulan saja dilaporkan sudah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia dan berkembang menjadi wabah yang mematikan sampai ratusan ribu pohon lamtoro. Musuh alami yang efektif untuk Kutu loncat lamtoro yaitu Kumbang predator Curinus cocruleus belum tersedia di Indonesia, sehingga harus di datangkan dari Hawai. Setelah pengenbangan predator Curinus, populasi kutu loncat lamtoro mulai dapat dikendalikan.
Penanganan tanaman spesies baru dapat dilakukan pada dua kondisi yang berbeda, yaitu ketika spesies tanaman baru akan masuk kedalam suatu wilayah dan ketika spesies tanaman baru tersebut telah masuk kedalam suatu wilayah. Ketika spesies tanaman baru akan masuk ke dalam suatu wilayah, ada baiknya dilakukan karantina terhadap spesies tanaman baru tersebut. Karantina tumbuhan mempunyai 3 fungsi kegiatan operasional, yaitu karantina luar negeri, karantina pasca masuk, dan karantina dalam negeri. Selanjutnya, sterilisasi terhadap berbagai macam hama dan penyakit yang mungkin terdapat pada spesies tanaman baru tersebut. Hal seperti ini dilakukan agar hama dan penyakit yang terdapat pada spesies tanaman tersebut tidak berkembang di daerah baru yang akan dimasuki dan berdampak pada tumbuhan lain disekitarnya. Ketika spesies tanaman baru telah masuk kedalam suatu wilayah, dan pada daerah tersebut ditemukan hama baru yang muncul, maka kita dapat mendatangkan musuh alami dari hama tanaman tersebut. Cara lainnya adalah dengan memisahkan lahan tanaman spesies baru dengan lahan spesies lokal, serta dengan melakukan pengendalian OPT dengan pengendalian hayati, kimiawi dan sebagainya.





BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dari hasil diskusi dan materi dari beberapa sumber yang terpercaya dapat ditarik simpulan bahwa, yaitu :
1.      Musim tanam yang salah merupakan cara yang tidak baik dari cakupan kesesuain lahan dan waktu penanaman. Masa tanam sangat diperlukan dan diperhatikan karena apabila masa tanam over atau berlebih mengurangi kualitas dan akan terdapat gangguan, begitupun jika masa tanam kurang.
2.      Masuknya spesies hama baru ke suatu wilayah dapat disebabkan dari migrasi hama tersebut. Cara paling sederhana yang dapat dipahami adalah importir dari suatu negara dan masuk ke Indonesia, disaat itu pula hama yang belum ada masuk ke Indonesia dan berkembang biak. Cara mencegah  pertumbuhan spesies hama baru adalah mengurangi import dan meneliti serta lebih hati – hati dalam importir dari negara satu ke negara lainnya.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, dapat saya sarankan sebagai berikut.
1.      Kepada petani agar lebih memperhtikan musim tanam yang tepat sehingga kualitas tanaman budidaya dapat terjaga dari seranagan hama.
2.      Kepada mahasiswa agar dapat mempelajari lebih banyak lagi sebab-sebab hama masuk ke suatu wilayah sehingga bisa tahu lebih banyak lagi.





DAFTAR PUSTAKA

Cholifah Ayu. 2013. “Makalah Dasar Perlindungan Tanaman
(Masuknya Tanaman Spesies Baru)”. https://blog.ub.ac.id/ayuc/2013/04/25/tugas-terbaru-dbt/. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.
Putra, Nugroho Susetya. 2011. “Tentang Hama Tanaman”. https://ilmuserangga.wordpress.com/2011/02/28/tentang-hama-tanaman/. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.
Ramadhani Riski. 2014. Faktor Peledakan Populasi Hama.  https://justkie.wordpress.com/2014/03/19/faktor-peledakan-populasi-hama/. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.
Sugiyanto. 2013. “Definisi Hama dan Konsep Timbulnya Hama”. http://ditjenbun.pertanian.go.id/bbpptpambon/berita-279-definisi-hama-dan-konsep-timbulnya-hama.html. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.
Suhniasti Nenet, dkk. 2005. “Bahan Ajar Ilmu Hama Tumbuhan”. http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/10/bahan_ajar_ilmu_hama_tumbuhan.pdf. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.
Tanimedia. 2013. “Sebab-sebab Timbulnya Serangan Hama pada Tanaman”. http://tanimedia.blogspot.co.id/2013/01/sebab-sebab-timbulnya-serangan-hama.html. Diakses tanggal: 26 Februari 2016.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar